Rabu, 30 Juni 2010

maafkan aku ayah...


"I don't need Superman, Batman, or others superhero. Because I have my own superhero. I call him AYAH".

Dia adalah Drs.Sukmawardana M.M. Dialah ayah nomer satu di dunia. Ayah yang selalu rela melakukan apapun untukku. Ayah yang selalu bekerja sekeras mungkin agar aku bisa sama seperti teman-temanku. Ayah yang selalu keluar rumah tepat pukul 06.00 dan akan kembali lagi selepas adzan maghrib.

Menjadi wakil kepala sekolah di dua tempat sekaligus tentu bukan hal yang mudah bagi siapapun. Tapi ayahku bisa! ayahku bisa menjadi seorang pekerja keras yang tak pernah menganal waktu. Dia selalu berusaha memenuhi kebutuhan hidupku.

Dia yang membuatku bahagia dan sama sekali tidak merasa kekurangan suatu apapun, baik kebutuhan materi dan kebutuhan kasih sayang. Dia akan berusaha keras mengiyakan semua kemauanku. Bahkan ketika permintaanku bukan lagi sekedar permintaan biasa, dengan wajah murung ayah akan bilang, "iya nanti, abis ayah gajian". Mungkin dalam hatinya menangis karena tidak bisa membahagiakanku. Tapi saat itu, ayah tidak tahu bahwa aku bahagia dan bangga menjadi anaknya...

Atau ketika aku pulang terlalu malam. Ayah akan menelfon hampir setiap menit. Saat itu aku tidak tahu, betapa khawatirnya ayah. Atau ketika ayah marah melihat hasil rapotku yang tidak bagus. Mungkin saat itu aku merasa ayah adalah orang paling jahat di dunia. Tapi itu karena ayah terlalu memikirkan masa depanku. Dia ingin anaknya melebihi dia dalam segala hal.

Ayah pernah marah, pernah tertawa, pernah menangis, bahkan pernah terluka. Entah setan apa yang membuatku menjadi seorang pembangkang. Entah apa yang membuatku tidak pernah patuh terhadapnya. Tapi ketahuilah yah, aku bangga menjadi anak ayah. Karena ayah adalah orang terhebat di dunia. Ayah adalah ayah nomer 1 di dunia! Sejak dulu, sekarang, dan sampai kapanpun.

I love you dad

Our friendship will be separated :(

bestfriend or BFF! I believe almost people have it. Bestfriend can be a precious people in our life. Having a lot of bestfriend maybe become a biggest dream for teenager. We can spend our time with them. We also share anything problems. Sometimes, we are closer with our BFF than our parents.

I have a lot of BFF. I will tell them ine by one to you next time. But now, I will explain a long story about one of my best friend. His name is RASYID NAFI SATIVA. I called him, rasyid. And other friends can call him, "acid".

Why he is so special in my life? Well, this is my all story...

When I was in second grade at Senior High School, I knew him from my other BFF, Revika. Rasyid is Revika's friend in taekwondo organization. And he like football. One day, Rasyid and I went to Ragunan to see Persija's practice. After that, we were closer. Almost everyday we called each other. He is kind, smart, religious, and care about me.

But unfortunately, I couldn't keep my heart. Day of the day with him, I felt so in love. That's why I felt happy beside them. I was appreciate how much he care. I'm glad how patient and honest he is.

I was so shock when I knew that he is in a relationship with one of my friend. Since I knew it, everyday was so bad. I was crying almost every night. I called his name in my sleep. Broken heart! maybe that word can show how sick I was.

Some boys came in my life. But no one could take my heart. Rasyid still and still in my heart. I afford anything to forget him. But I couldn't.

Maybe I should believe those people who said that love came when we always met and did together. Without him in my life, step by step I learned how to forget him. And I did it guys! In Social 4, he was my classmate and we were talking so much.

He take a position like other people in my heart, as friend. I was talking so much about my future with him. I already knew how wise he is. He supported me when I would taking UGM's test. It's possible to thanks to him when I had been accepted in UGM...

Our friendship is so beautiful. after I accepted in Gadjah Mada University to support him getting PTN. Almost every night we were talking by phone. Supporting him is so challenging for me. I believe, he will get it. He will get his dream by his diligent attitude.

Accepted in Gadjah Mada University will change my life, of course. I should move to Jogja. and one thing which make me so sad is RASYID. Our friendship will be separated by time and distance. one of my biggest hope, it won't change our friendship. I need you and will need you forever bro!

Selasa, 29 Juni 2010

UGM part II

Lolos dari tes tertulis UGM seperti lolos dari maut! Seneng bangeeeeet rasanya. Mungkin bagi sebagian orang ini adalah euforia yang berlebihan. But I don't care! terserah mereka mau ngomong apa. Tanggal 7 Maret adalah hari yang paling aku tunggu-tunggu. Hari itu adalah pertama kalinya aku ke Jogja buat tes wawancara di UGM.

Ternyata ini lebih menakutkan daripada tes tulis. aku sama sekali ga tau apa materi wawancaranya. Dan saat itu, lagi-lagi cuma bisa mengandalkan DOA. Di gedung Grha Sabha Pramana UGM, ratusan calon mahasiswa baru tumpah ruah jadi satu plus orang tuanya. Nge-down, udah pasti. Secara, ga tau sama sekali apa yang mau ditanya.

Anehnya, saat itu, wajah para orang tua justru jauh lebih tegang daripada wajah anaknya. Tapi ayah tetep aja stay cool. Akhirnya nomer meja dan nomer urutku di panggil. Makin deg-degan, cium tangan ayah, dan langsung masuk ke dalam. Berharap 15 menit ke depan terjadi keajaiban yang akan mengubah hidupku.

Tes wawancara yang dikira susah, ternyata nggak. dan ternyata yang ditanya cuma kehidupan kita sehari-hari. 15 menit justru sama sekali ga terasa. Begitu sampe diluar gedung, ayah bersama orang tua yang lain udah pada nungguin anaknya. Masya Allah. Shock banget, disitu ada orangtua yang lagi nangis, ada yang lagi baca yasin, bahkan ada yang lagi tasbih. Ayah cuma berdiri dengan mata berkaca-kaca. Ini ga kalah lebay!

Balik ke hotel Family homestay di malioboro, solat, mandi, langsung siap2 check out. Berdoa lagi biar minggu depan keterima di UGM!

Sabtu,13 Maret 2010.
Udah jam 12 malem dan udah mantengin laptop dari beberapa jam yang lalu. Udah berkali-kali buka web UGM, masih belom ada juga pengumumannya. Sampe jam 12.11 waktu laptop, baru bisa dibuka. Dan, AKU DITERIMA.

Saat itu aku lagi ada di kamar mbah putri. Mbah putri jadi orang pertama yang tau aku keterima di UGM. Sontak, beliau langsung nagis dan meluk aku. Setelah puas peluk-pelukan, aku langsung lari keatas. Buka pintu kamar ayah-bunda tanpa diketok, dan teriak, "AKU DITERIMA DI UGM!!". Langsung aja ayah sama bunda meluk aku. Padahal mah kalo ga ada moment apa-apa. bisa dimarahin abis-abisan buka pintu kamar malem2 tanpa diketok.

Kali ini euforianya lebih dari segala-galanya. Sambil senyum-senyum ngeliatin layar laptop, ga terasa udah jam 4 subuh. padahal jam 8 ada pendalaman materi di sekolah. Pagi itu bener-bener terasa jadi hari terindah sepanjang hidup. dateng ke sekolah tanpa rasa ngantuk biarpun cuma tidur 3 jam. Di depan gerbang, dimarahin pak amri gata-gara telat. Tapi tetep senyum-senyum aja.

sampe kelas, pelajaran udah dimulai. begitu masuk kelas, anak-anak pada kompak teriak "cieee cieee,anak UGM". Wow, I love you sos 4! Dimas, krisna, rasyid, gianto. I will never forget how crowds are you.

terlalu banyak yang tidak bisa terucap setelah tau diterima di UGM. dan tidak ada kata selain "alhamdulillah". Terima kasih ya Allah. Allah memang ada dan selalu ada untukku.

Minggu, 27 Juni 2010

UGM part I

Selalu ada yang berbeda bagi anak kelas 3 SMA. Tidak hanya tuntutan untuk mencapai standar nilai nasional di UAN, tapi mereka juga harus memikirkan pendidikan lanjutannya di perguruan tinggi. Bagi yang ingin masuk swasta, tentu ini bukan hal yang sulit. Hampir sama sekali tidak ada kendala dan persyaratan yang berat untuk masuk PTS di Indonesia, meskipun PTS ternama. Ini berbanding terbalik dengan anak-anak kelas 3 SMA yang ingin melanjutkan ke perguruan tinggi negeri ternama seperti UI, UGM, UNPAD, dll. Mereka harus belajar ekstra keras untuk memperebutkan quota bangku yang sangat sedikit dan tidak sebanding dengan para pendaftarnya. dan bisa dipastikan, yang mendapatkan bangku tersebut adalah anak-anak berprestasi. Tidak dapat dipungkiri, hampir setiap tahunnya tempat-tempat bimbingan belajar menjadi pilihan bagi mereka untuk masuk PTN. Dan mereka, lagi-lagi dituntut untuk meluangkan waktu dan belajar ekstra keras.

Aku mungkin termasuk satu dari ratusan ribu pelajar Indonesia yang berambisi menembus pintu PTN, terutama UGM. Alasannya tentu karena kualitas dan kredibilitas UGM yang sudah tidak diragukan lagi di kancah Internasional. sejak awal tahun ajaran, hari-hari ku mulai disibukkan dengan berbagai aktivitas demi menggapai impian itu. Bimbel rasanya menjadi pilihan yang tepat.

Hari-hari memang selalu berlalu tanpa terasa. Saat itu sudah pertengahan Februari. Hanya tinggal menunggu detik detik tes PBS (penelusuran bakat swadana). Ini adalah salah satu jalur masuk Universitas Gadjah Mada Yogyakarta.

Pendaftaran tes PBS bisa dibilang cukup rumit. Selain harus ada surat keterangan peringkat dari sekolah, beberapa hari sebelum tespun kita harus memverifikasi data.

Hari yang amat sangat tidak ditunggu pun tiba. 21 Februari, tes PBS UGM dilaksanakan serentak di seluruh Indonesia. Begitu liat soal, satu kata yang keluar adalah, "bismillahirrahmannirrahim". Soal bakat skolastik, aku tidak menemukan kesulitan yang berarti. Begitu soal matematika, ya Allah, it was killing me! aku bener-bener stuck. tiba-tiba langsung keingetan kata ayah, "baca soalnya berulang-ulang,kamu pasti bisa!". tapi tetep aja, dari 30 soal, cuma bisa 8! daripada buang waktu, aku pindah ke soal bahasa Inggris. Soalnya ga terlalu susah, jujur aja, tes di LIA jauuuuh lebih susah daripada yang ini. Alhamdulillah banget lancar di bahasa Inggris. Masih ada waktu, aku balik lagi ke soal matematika! Stuck and stuck! 22 soal yang tersisa sama sekali ga bisa dikerjain. mau nangis aja rasanya. Kayaknya usaha selama ini sia-sia.

Wakti tinggal 15 menit lagi! Tragis banget ngeliat LJK yang masih bolong-bolong. Pas ngelirik ke kartu peserta, disitu ada logo UGM. Ya Allah, kepengeeeen banget rasanya. Tapi kayaknya ga mungkin dengan jawaban yang kayak gini bisa masuk UGM. Apalagi Ilmu Komunikasi! Akhirnya semua yang kosong aku jawab asal-asalan. Untungnya, tes PBS ga berlaku nilai minus.

Begitu keluar dari ruangan, ayah nelfon dan bilang kalo dia udah nungguin di bawah. Padahal tadi pas abis nganterin, dia bilangnya ga bisa jemput. Hampir semua anak yang keluar dari ruangan ceria banget. Kayaknya mereka bisa ngerjain soal itu dan yakin bisa diterima di UGM. Ayah langsung nanya,
"Gimana tesnya? bisa kan?"
"Ya nggaklah". dengan entengnya aku cuma bisa bilang gitu. Padahal dalam hati nangis banget. Aku takut ga akan bisa membahagiakan orang tuaku.

Sampe rumah, si Ridho, temen SMA yang ikut tes PBS juga sms. Dia juga nanyain hal yang sama kayak ayah. OMG, mau nangis banget rasanya.

Tanggal 27 Februari adalah pengumuman. Laptop gabisa dipake. Pulsa buat ke modemnya ga bisa masuk-masuk. Aku bener-bener cuma bisa PASRAH. Kayaknya makin banyak aja gejala-gejala kegagalan. Tepat jam 12 malem, deg-degan juga. Akhirnya nyoba buka dari HP. Error! mbah putri bilang, "coba lagi aja". berkali kali dicoba, dan akhirnya bisa!

Yang bikin shocknya, aku justru diterima di Ilmu Komunikasi. Hal yang selama ini seolah cuma ada di alam mimpi aja. Selama seminggu belakangan, aku memang berdoa dan benar-benar meminta sama Allah untuk masuk UGM. tapi itupun ga berani berharap banyak. Kalaupun keterima, paling-paling cuma di Sastra Inggris.

to be continue...