Jumat, 31 Mei 2013

The busiest semester ever!

I hate being busy, but I hate being "don't-know-what-to-do" more and more!

Sibuk itu terkadang emang nyebelin. I felt it in my sixth semester. Setiap bangun pagi, di kepala udah tersusun dan terjadwal what I have to do for today. Berawal dari ngambil mata kuliah jurnalisme penyiaran, saya ngga tau bahwa mata kuliah itu mewajibkan mahasiswanya magang. Karena udah terlanjur masuk, jadilah saya berusaha mencari-cari tempat magang. Pilihan jatuh pada RRI (Radio Republik Indonesia).

Singkat kata, di pertengahan Maret saya mulai magang di RRI. Saat itu langsung ditempatkan sebagai reporter divisi olahraga. Hey, it's not my thing for being a reporter. Secara jurnalisme itu bukan konsentrasi saya di kuliah, dan matkul Jurnalisme Penyiaran itu hanyalah matkul pilihan buat saya. Di hari pertama, saya udah ditantang aja bikin straight news, dilanjut fox pop tentang Kongres Luar Biasa-nya PSSI. Hari kedua, ada liputan DBL, event basket terbesar di Jogja yang merupakan acara tahunan.

Di awal magang, saya dapet tawaran lagi sebagai penulis salah satu website dengan konten traveling & kuliner. Wohooooo, I was excited! Walaupun gaji yang ditawarkan cuma setengah dari uang bulanan saya, tapi karena traveling & kuliner adalah dua hal paling favorite buat saya, akhirnya saya mengambil job itu. Fix, sehari lima artikel untuk kuliner & traveling. Hari-hari saya selanjutnya pantas disebut sebagai "hectic day". Bangun setiap pagi, membuat to-do-list, kuliah, ngantor, liputan, nugas, dan menyelesaikan lima artikel tersebut.

What I feel in the beginning? Tired, indeed! Setiap hari saya selalu ngerasa kurang tidur. Sekalinya tidur jadi nggak nyenyak karena banyak pikiran. Ditambah lagi, saat itu tim KKN masih 7 orang, dan harus bekerja ekstra keras. Hampir setiap hari saya mengeluh, ngerasa capek, dan hampir memutuskan melepas pekerjaan menulis artikel. Saya juga ngerasa 24 jam dalam sehari sama sekali nggak cukup. Belum lagi rasa bersalah karena ngelarang orang tua saya ke Jogja, karena kalaupun mereka ke Jogja, nggak akan ada waktu buat nemenin jalan-jalan.

Di tanggal 11 April, angin surga berhembus. Setelah minta izin sama redaktur di kantor, saya dan teman-teman KKN berangkat ke Ciamis, untuk riset yang kedua. Dengan berbekal konsep yang matang, ajang riset tersebut juga saya gunakan sebagai "refreshing", menghirup udara pedesaan yang segar, kehidupan yang tidak menjenuhkan, dan pastinya bisa tidur dengan nyenyak. Empat hari riset, cukup menjadi ajang beristirahat buat saya.

Back to reality, di bulan April saya justru mulai enjoy dan terbiasa dengan semuanya. Saya sudah terbiasa meliput, memberikan laporan by phone, menulis lima artikel dalam beberapa jam saja, dan over all saya mulai menikmati semuanya. Saya mulai menikmati pergi pagi pulang malam, membuka laptop, dan menyelesaikan artikel saya. Walaupun capek, tapi mulai terbiasa dan akhirnya nggak ngerasa lagi ini sebagai beban yang berat.

Tapi semesta nampaknya masih belum membiarkan saya hidup di zona nyaman. Di pertengahn April, saya dipindah ke redaksi news. Saya kehabisan tenaga, energi, dan spirit. Meliput ujian nasional bahkan ikut di rapat paripurna anggota DPR jelas bukan saya banget. Untungnya itu semua cuma setengah bulan, dan dengan terseok-seok bisa terlewati juga. 

Saya kemudian semakin percaya Allah telah mengatur semuanya. Tahun lalu, saya mendapatkan tiket promo ke Bangkok, dan tanpa pikir panjang saya membelinya untuk penerbangan bulan Mei. Bulan April magang saya selesai, dan pertengahan Mei saya liburan. Yeeeaayy! Pulang liburan, saya mulai lagi disibukkan persiapan KKN, pengabdian pada masyarakat yang mungkin hanya sekali seumur hidup. Saya juga udah nggak jadi penulis lagi, karena KKN butuh perhatian yang lebih ekstra. Lagian kalau masalah kerjaan kan bisa dicari lagi setelah KKN. Beberapa menit sebelum artikel ini ditulis, akan memasuki bulan Juni, bulannya UAS dan bulan terakhir persiapan KKN. Bulan yang mungkin lebih sibuk dari bulan April dan Mei. I wish nothing but the best for JBR 02! 

Btw, sibuk itu emang nyebelin, apalagi ketika bener-bener nggak punya waktu me-time. Tapi percaya deh, bingung karena nggak ada yang harus dikerjakan jauuuuhhh lebih nyebelin. So, bersyukurlah bisa sibuk :)