Rabu, 30 Maret 2011

Selamat jalan, Okky :*

  • Sahabat Sejati


    Sahabat sejatiku, hilangkah dari ingatanmu
    Di hari kita saling berbagi
    Dengan kotak sejuta mimpi, aku datang menghampirimu
    Kuperlihat semua hartaku
    Kita s’lalu berpendapat, kita ini yang terhebat
    Kesombongan di masa muda yang indah
    Aku raja kaupun raja
    Aku hitam kaupun hitam
    Arti teman lebih dari sekedar materi


    Reff.
    Pegang pundakku, jangan pernah lepaskan
    Bila ku mulai lelah… lelah dan tak bersinar
    Remas sayapku, jangan pernah lepaskan
    Bila ku ingin terbang… terbang meninggalkanmu
    Ku s’lalu membanggakanmu, kaupun s’lalu menyanjungku
    Aku dan kamu darah abadi
    Demi bermain bersama, kita duakan segalanya
    Merdeka kita, kita merdeka

    Tak pernah kita pikirkan
    Ujung perjalanan ini
    Tak usah kita pikirkan
    Akhir perjalanan ini


http://musiklib.org/Sheila_On_7-Sahabat_Sejati-Lirik_Lagu.htm

  • Sahabat Sejati


    Sahabat sejatiku, hilangkah dari ingatanmu
    Di hari kita saling berbagi
    Dengan kotak sejuta mimpi, aku datang menghampirimu
    Kuperlihat semua hartaku
    Kita s’lalu berpendapat, kita ini yang terhebat
    Kesombongan di masa muda yang indah
    Aku raja kaupun raja
    Aku hitam kaupun hitam
    Arti teman lebih dari sekedar materi


    Reff.
    Pegang pundakku, jangan pernah lepaskan
    Bila ku mulai lelah… lelah dan tak bersinar
    Remas sayapku, jangan pernah lepaskan
    Bila ku ingin terbang… terbang meninggalkanmu
    Ku s’lalu membanggakanmu, kaupun s’lalu menyanjungku
    Aku dan kamu darah abadi
    Demi bermain bersama, kita duakan segalanya
    Merdeka kita, kita merdeka

    Tak pernah kita pikirkan
    Ujung perjalanan ini
    Tak usah kita pikirkan
    Akhir perjalanan ini


http://musiklib.org/Sheila_On_7-Sahabat_Sejati-Lirik_Lagu.htm

"Demi bermain bersama, Kita duakan segalanya..."
Jutaan kenangan itu masih amat sangat lekat di bayanganku. Bukannya aku tidak sadar akan arti perpisahan, tapi nampaknya ini semua terlalu berat dan cepat. Dulu kita bertemu setiap hari, setiap saat. Dulu kita bercerita dengan bebasnya, tertawa dengan lepasnya. Tapi sekarang? Moment itu langka. Aku rindu kalian!

Hari ini, 30 Maret 2011, Okky resmi pergi ke Singapore, melanjutkan pendidikan disana. Sosok kakak paling cantik, orang yang setia mendengarkan keluh kesah, terutama semenjak kepindahanku ke Jogja. How can I live without you, dear?

You know all about me, so do I! Tapi mungkin perpisahan memang selalu tidak akan pernah bisa kita duga. Semua bentuk support yang pernah kamu kasih, itu semua masih lekat di ingatanku. Saat kamu sengaja datang ke stasiun Gambir jam 8 malam hanya untuk mengantarkan cokelat cadburry, it seems so sweet. Terlebih 3 bulan lalu kenangan kita di Jogja, I never forget it.

I always love you. I'm gonna miss you. I'm really need you. I still heart you, three years ago, now, and forever. Tetaplah menjadi sosok dewasa yang cantik, berhati tulus, apa adanya, selalu berpikir panjang menghadapi semua masalah apapun, dan tetap berpegang teguh pada agama dalam keadaan apapun. Aku bangga sama kamu, sayang.

Untuk mencapai apa yang kita impikan, memang selalu dibutuhkan sebuah kata, PENGORBANAN! Mungkin perpisahan kita inilah yang harus dikorbankan demi masa depan cemerlang. Aku tunggu kamu di tanah air, 4 tahun lagi, dengan gelar sarjana. Setelah itu kita bangun semua yang pernah menjadi mimpi ababil kita sebagai siswa SMA dulu.

Hal yang paling menyedihkan, aku tidak bisa mengantarmu ke bandara, sayang. Aku gak bisa melepasmu secara langsung. Mungkin aku gak akan kuat memelukmu, tapi doa untukmu akan ada dalam setiap sujudku. Selamat jalan bidadari cantikku Octavia Tri Handayani. We all love you :* -Devita-Okky-Ina-Rosa-Revika

Selasa, 29 Maret 2011

Ini Hidup, Kawan!

"Saat kamu terjatuh, menyerah, tak mampu berdiri. Apa kau masih sanggup berharap ada tangan yang terulur membangunkanmu? TIDAK! Jangan pernah mengharapkan itu. Kau yang bermimpi, kau yang terjatuh, dan kau yang HARUS bangun sendiri."

Ini hidup, kawan...
Bukan berarti kita tidak menyadari kita adalah makhluk sosial yang tidak membutuhkan orang lain. Tapi inilah kehidupan! Apa di usia dewasa ini kau masih bermimpi ayahmu membangunkanmu bersamaan dengan ayam yang berkokok? Apa kamu masih mengharapkan ibumu akan memandikanmu layaknya 15 tahun yang lalu? Masihkah kamu berani mengharap ada sepiring nasi dan segelas susu tersedia untukmu di pagi hari? Itu tidak akan, teman!

Ini hidup, kawan...
Hadapi kenyataan, tantang dunia, kamu pasti bisa! PASTI! Past, Present, Future. Bukankah hanya tiga zaman itu yang akan kita lalui. Bukankah hanya ada satu dunia yang harus kita tantang. Bukankah hanya tentang perjuangan untuk menggapai segalanya? Kalau mereka bisa, kenapa kita tidak?!

Ini hidup, kawan...
Kamu tidak bisa lagi menggantungkannya pada orang lain. Tugasmu, tanggung jawabmu, setiap derap langkahmu, semuanya ada di pundakmu, bukan pundak orang lain. Ketika satu per satu kamu langgar, ketika satu per satu kamu hancurkan, bukankah kamu juga yang harus menanggung semuanya sendiri? Sendiri, kawan!

Ini hidup, kawan...
Hidup hanya tentang perjuangan. Siapa yang gigih, dia yang survive. Tentang memperjuangkan apa yang sepatutnya diperjuangkan. Hidup bukan pernjualan yang memikirkan untung rugi. Kau memberi 50, setidaknya kau juga harus mendapat 50. Bukan tentang itu kawan. Hidup selalu berbicara tentang keikhlasan dan ketulusan.

Ini hidup, kawan...
Semuanya adalah panggung sandiwara. Ada setting, ada sutradara, dan kita hanya satu bagian kecil dari lakon peran. Tak sulit, kita hanya perlu menjalani apa yang ada, dan mengikuti semua instruksi dari sutradara. Toh sutradara itu baik. Dia membekali kita otak dan hati, dua elemen yang meski tidak pernah bisa dipisahkan, tapi sangat sulit berkolaborasi menentukan.

Ini hidup, kawan...
Kamu hanya perlu percaya, hidup adalah soal menabung. Dan tabungan itu akan kita tuai di suatu masa nanti. Entah kapan..

(bukan) KITA

Bukankah kita dulu pernah menaruh harap?
Bukankah dulu pernah ada cerita tentang semuanya?
Bukankah dulu bauran tangis itu pernah bersatu dengan tawa?
Bukankah senyuman itu tidak terhitung jumlahnya?

Seperti layaknya kehidupan normal, semua membaur. Kita pernah memperkenalkan tangis pada tawa. Kita pernah menjodohkan bahagia dengan derita. Dulu, 6 tahun lalu, saat sudah tidak ada lagi kata Aku, dan Kamu. Yang ada hanya KITA.

Di taman kecil itu, dengan gedung megah berwarna abu-abu, berkali-kali aku bercuri-curi pandang denganmu. Rok biru dan baju kemeja putih hingga detik ini menjadi saksinya. Di deretan meja dan bangku kayu yang sudah tua, aku menyimpan jutaan rasa deg-degan, penasaran yang tak lagi dapat kupendam. Jantungku terasa melompat, panas dingin dengan berbagai kesulitan mengungkapkan semuanya.

Cintakah ini?
Tapi apa arti cinta bagi gadis berusia 12 tahun pada waktu itu? Sepenggal rasa berbeda, rasa tidak biasa kepada lawan jenis, atau hanya rasa sementara yang dipastikan hilang terbawa angin malam. Aku, kamu, sudah tidak bisa dibilang KITA.

Sudah enam tahun kau tidak menyapa mimpiku. Sudah 6 tahun sejak jalan dihadapan kita terbelah dua. Aku ke kanan, kamu ke kiri. Sudah enam tahun aku tidak mendengar tawa khas di gagang telepon. Sudah enam tahun rasa itu dibawa angin entah kemana.

Boy, sudah enam tahun rindu ini terkumpul. Sudah enam tahun sejak semuanya hancur, wajahmu seperti puzzle di otakku. Puzzle yang tidak beraturan, sulit ditebak, dan hampur tidak mungkin lagi dibentuk. Aku tetap aku. Aku saat pertama kali kau genggam tanganku di sepanjang jalan itu. Jalan itu, aku masih ingat!

Hingga terlalu banyak mereka yang datang dan pergi. Aku tak sanggup menolak. Ah, mereka bilang percintaan kita hanya cinta monyet boy! Tapi mengapa aku selalu merindumu? Mengapa kau masih menjadi tolak ukur semuanya? Bukankah sejak 6 tahun lalu engkau memutuskan pergi dan tak kembali? Dan kau benar! Sejak 6 tahun lalu, kau tidak pernah kembali. Tabungan harapku sudah penuh boy! Namamu di buku diary-ku sudah tak terhitung boy! Lantas masih harus adakah ego itu untuk kau tetap pergi?

Minggu, 27 Maret 2011

18

27 Maret 2011. Aku 18 tahun, finally! Usia wajar untuk mahasiswa semester 2. Mungkin ini bisa dibilang ulang tahun ter-menyedihkan sepanjang usia. Jatuh di hari minggu, hari free super selo, tapi sayangnya jauh dari keluarga. Ulang tahun pertama tanpa keluarga satupun. But, I've so many great friends!

Special thanks to my girl INA IDOLA. You're the first! Ternyata lo masih inget ulang tahun gue banch! Dilanjutkan dengan berbagai ucapan di facebook dari semua teman-teman. Terima kasih banyak guys, maaf kalau ada yang gak kebales. Begitu juga dengan mentions-mentions di twitter. Yang paling berkesan, mentions dari KORPS MAHASISWA KOMUNIKASI UGM yg isinya: "Keluarga besar komako mengucapkan selamat ulang tahun @devitanurasri kom'10. Sukses selalu ;)".

Special thanks via message facebook dari Mas Nunung (Guru Besar Fisipol Komunikasi UGM) yang isinya "selamat ulang tahun. best wishes for your future from me". Singkat, tapi mengesankan. Terima kasih juga untuk temen-temen SMA dengan wishes-wishesnya yang heboh. Teman-teman Komunikasi 2010, kakak-kakak senior, dan mahasiswa-mahasiswa fisipol.

Sahabat-sahabat college yang gila abis! Thank you Gilang, Nisa, Evint, Rindy, Tirza, Cendani, Alia, Tantya, Wilda, Nana, Ifada, Amel, dan Yayi. I heart you so! The best ever Lele, Alvin, Krisna, Joko (happy bday too my twins), Dion, Belinda, dll :) Appreciate how much you care. the biggest thanks for Rasyid, yang bela-belain nelfon jam 12 malem lebih sedikit.

My unforgettable besties, Ina, Rosa, Rvika, Rosa. Ah, I remember y'all. So damn I miss you! Inget nggak waktu ulang tahun gue ke-16, kalian ngasih kejutan RBT KANGEN BAND! Sumpah, itu gak akan terlupakan sampai kapanpun! Walaupun ultah kali ini gak bisa bareng kalian, but my heart is yours! :*

For my big family, you damn crazy! Ayah, bunda, mbah putri, dek'al, a ivan, saphira, teh tika, kak novita, a okky, teh irma, kak ista. Thanks for your love and patient. I love you all :)

Dan detik-detik melewati tanggal 27 ditutup dengan telfon indah dari OKKY! "Gue gak mau jadi yang pertama ngucapin, maunya jadi yang terakhir". Aaaaaa, it sounds so sweet! Thanks babe! Welcome 18, good bye 17. Semoga menjadi lebih baik lagi dalam segala hal, amien :*

Rabu, 23 Maret 2011

Seven Months Miracle

Jam terus berdetak. Waktu terus berlalu, tega meninggalkanku dalam peluhnya malam. Malamnya kota Jogja dengan lampu-lampu yang terus menyala. Ya, di kota kecil ini aku menabung ilmu. Di kota istimewa ini aku menangis, tertawa, tersenyum, berduka, gundah, kecewa, selama lebih dari 7 bulan. Tujuh bulan sejak kepindahanku kesini. Tujuh bulan sejak Malioboro menjadi tempat favoritku mencurahkan rasa hati yang tidak mungkin keluar dari mulutku. Tujuh bulan sejak aku resmi manimba ilmu di Ilmu Komunikasi UGM. Tujuh bulan sejak aku hidup di kamar ini. Tujuh bulan sejak aku selalu menangis merindukan keluargaku. Ya, tujuh bulan kawan...

Menghadapi kenyataan sendirian menjadi kewajibanku sejak 7 bulan terakhir. Mengatur uang sedemikian rupa telah aku lakoni, walau seringkali gagal. Malam ini, puncaknya aku merindu yang amat sangat. Seperti hatiku adalah tabung, tabung ini telah penuh oleh air mata kerinduan. Kerinduan memeluk bunda, kerinduan dipeluk ayah, kerinduan akan aktivitas harian bercanda tawa dengan nenek. Ah, aku terlalu rindu...

Kemarin, saat aku menikmati jalan Malioboro, ia berkata padaku menyuruh ayah-bundaku datang kesitu. Ia menyuruh kami duduk di badan jalan, menikmati alunan musik para musisi jalanan, menikmati cita rasa mewah gudeg khas Jogja, menelusur sore hari dengan becak, dan mampik ke toko bakpia 25. Kemarin Malioboro mengatakan itu padaku, kemarin malam. "Aku akan kesana bersama ayah-bunda, someday". Jawabku pada Malioboro.

Kota ini, kota sederhana yang sama sekali tidak ku kenal pada awalnya. Kota tempatku menabung mimpi, menyimpan harap, menggali tawa, mengubur tangis, dan jutaan pelajaran hidup. Kota tempatku menemukan berbagai watak baru di hidupku. Kota tempatku menemukan sahabat terhebat sepanjang masa. Kota tempatku difitnah, dibenci, dan membuatku merasa dunia sudah tidak adil lagi.

Kota tempatku menemukan Evint, wanita dengan sejuta kepolosan. Kota tempatku bersahabat dengan Nisa, kribo yang amat aku cintai. Kota tempatku tertawa bersama Rindy, sahabat tergila seumur hidupku. Dan di kota ini, setelah tujuh bulan lamanya, aku tau arti berbagi. Aku tau arti persahabatan yang sebenarnya.

Waktu masih terus berlalu, terus membawaku perlahan meninggalkan usia 17 tahun. Ya, 3 hari lagi usia itu akan kulepas. Usia keemasanku. Usiaku menggapai segalanya. Usia dimana aku mulai merajut masa depan. Usia puncak tangisan dan candaan. Aku siap untuk menyongsong angka 18, dan berjalan perlahan meninggalkan angka 17.

Sebentar lagi aku akan kembali ke kotaku, kawan. Sebentaaarrrrr lagi...

Lion Air eTicket Itinerary / Receipt
This is an eTicket itinerary. To enter the airport and for check-in, you must present this itinerary receipt along with Official Government Issued photo identification such as passport. identity card or Indonesian KTP.
Booking reference : IPZJAZ
Issued date : Sunday, March 13rd, 2011
Passenger details
1. Pratiwi/Devita Nur Asri
Itinerary Details
Flight : JT 555
Depart : Jogjakarta (JOG) 30 March 2011 18.45 hrs.
Arrive : Jakarta (CGK) 30 March 2011 19.45 hrs.


Sampai bertemu di Jakarta teman-teman, walaupun hanya sebentar :'(

Jumat, 11 Maret 2011

Maaf

Tentang dia yang menghadirkan luka masa lalu dan menjanjikan kebahagiaan masa depan.

Kamu hadir disaat aku terpuruk. Tepat waktu. Seperti kamu adalah orang yang tahu semua hal tentangku. Jujur, aku risih. Bukan karena apa yang telah kau lakukan, tapi aku merasa aku bukan artis yang harus mengkonfirmasi dan menjelaskan ke semua orang apa yang telah aku lakukan dan apa yang tengah aku rasakan.

Kamu yang dulu pernah di hatiku, sekian bulan lamanya. Terima kasih. Terima kasih telah menjadi alasan aku tersenyum, tertawa, menangis, terluka, bahkan bahagiaku. Tapi itu dulu. Saat aku masih merasa kecil. Saat aku masih berseragam abu-abu. Saat aku masih terlalu ababil menghadapi semua kenyataan.

Kau membuatku tersenyum.
Selang kemudian, aku menangis.
Kau membuatku bahagia.
Tak lama kemudian, kau lukai hatiku.

Hari ini kau janjikan tidak pernah ada lagi luka ini.
Kau yakinkan kau bisa menjagaku dari jarak ratusan kilometer.
Sempurna, bahkan kau berani bertaruh ini kesempatan terakhir.

Katamu, kau bukan kamu yang dulu.
Katamu, kau bukan kamu dengan emosi yang meluap-luap.
Katamu, kau tidak pernah bisa mengahpus bayangku.
Katamu, tidak akan pernah lagi ada air mataku.

Aku luluh. Aku tau aku sudah membencimu, membuangmu jauh dari kehidupanmu. Melepasmu dari jarak ratusan kilo. Tapi maaf, aku belum siap untuk lagi lagi menelan pil pahit. Aku belum sepenuhnya bisa menghapus luka itu. Hidupmu sempurna, silakan cari yang jauh lebih baik dariku. Carilah wanita yang bisa dengan tulus mendampingimu. Bersandinglah dengan dia yang bisa menenangkanmu menghadapi masalah apapun. Bukan aku, bukan sekarang, bukan hari ini. Maaf. I ever love you... Yesterday...

Kamis, 10 Maret 2011

DIA

Dia...
Aku tahu jantungku tidak lagi seperti biasa. Mengisyaratkan perasaan berbeda. Otakku menolak. Aku sangat enggan. Amat sangat enggan menerima. Sebuah rasa berkecamuk entah darimana datangnya. Ini aneh. Ini tidak biasa. Jujur, aku tak sanggup.

Dia...
Di balik kaca jernih itu, senyumnya mengembang. Entah untuk siapa. Entah dengan maksud apa. Aku tertegun. Tapi Tuhan, mengapa kau ciptakan mata bening itu untuknya? Mengapa, Tuhan? Bahkan untuk menatapnya aku tak sanggup. Rasa itu kembali berkecamuk. Hebat, di dalam lubuk hatiku.

Dia...
Rindy bilang, dia tulus. Nisa bilang, dia pengganti lelaki yang kunantikan 3 tahun lamanya. Orin bilang, dia tampan. Sementara Evint, hanya mampu mengisyaratkan kesetujuannya. Lagi-lagi, aku merasa bodoh. Disaat semua sahabatku memberi pengertian, aku justru tidak mengerti perasaan ini. Ini apa? Cinta? Terpesona? Atau hanya tergila-gila.

Dia...
Kata D'masiv, "semakin ku memikirkanmu, semakin ku menggilaimu". Kata Peterpan, "Jauh mimpiku", kata Bruno Mars, "Cause you are amazing, just the way you are".

Dia...
Isyaratkan sebuah permulaan indah. Kau maju saat aku mulai menyerah. Dan kau mundur saat aku baru akan mulai berjuang. Ini biasa dalam percintaan. Aku paham itu. Tapi matamu, sungguh amat sangat tidak bisa diartikan. Tahukah kau, aku dalam menaruh rasa padamu?

Dia...
Aku hanya mau dia. Aku mau dia temani seluruh langkah ini. Aku mau dia menjadi apa 2,4,6 disaat aku hanya punya angka 1,3,5. Aku mau dia. Hanya dia...

Senin, 07 Maret 2011

Ilusinasi perasaan

Yogyakarta, 7 Maret 2011...
Aku enggan beranjak menyapa pagi. Saat Nisa masih terbujur lemas di sebelahku, diatas kasur dengan seprai mickey mouse dominasi warna biru. Handphone ku terus bergetar. Dengan berat hati aku mengambilnya. Pukul 07.35. Aku masih terpaku di kasur. Dingin. Sunyi. Sepi. Seperti masih berada tepat tengah malam. Aku alihkan perhatian ke hp ku. Membosankan. Tidak ada sms dari dia yang semalem bercengkrama denganku hingga jam 1 pagi.

Mataku masih sayu. Lingkar panda menghiasi dengan indahnya. Aku lelah. Lelah mengharap sebuah penantian. Lelah digentayangimu dalam mimpi. Aku tak sanggup. Tak sanggup lagi menaruh harpa pada ketidakjelasan. Waktu selalu tidak bisa berkrompomi. Di alam nyata, bertahun-tahun penantian ini aku jalani. Terkadang indah, walau lebih banyak menggerus hati.

Aku memang bodoh. Berharap pada keajaiban kau nan jauh disana juga menaruh sedikit cinta untukku. Aku tau, itu tidak bisa. Detik jam terus saja berlalu meninggalkanku, seakan menggertak kelemahanku yang hanya bisa menangis. Kamu tau aku letih, aku jenuh, bahkan aku muak dengan segala yang pernah ada.

Tak pernah ada segala kenangan kita di kota. Yang ada hanya kenangan tentang hati dan otakku yang selalu bersinergi memikirkanmu. Hatiku sejak dulu memberontak. Amat sangat keras. Otakku sejak dulu mengatakan kau bukan yang terbaik. Tapi entah bagian mana dari tubuhku yang membuatku terlalu sabar. Terlalu takut. Ya, aku takut engkau pergi.

Saat kuhabiskan malam di Malioboro, terlalu banyak aku lihat dua tangan yang tergandeng menjadi satu. Imajinasi binalku menggelinjang. Andai aku dan kamu bisa seperti itu.

Saat aku melelang suara di tempat karaoke ternama sekalipun, lagu-lagu yang terlantunkan tak sanggup menghilangkan imajinasi ini. Semua lagu itu, seakan menggambarkan perasaanku, cintaku, pengorbananku, hingga hubungan ini.

Aku rindu masa itu. Aku rindu kenangan itu. Aku rindu kamu yang dulu. Kamu yang menaruh rasa penasaran tingkat dewa. Aku rindu. Tapi sayangnya, waktu tidak akan bisa berjalan mundur...

Kamis, 03 Maret 2011

Kembalilah

Persahabatan. Kata yang tidak menjanjikan apa-apa. Kata yang tidak pernah memastikan kita bahagia. Kata yang tidak pernah mengancam kita akan luka. Tapi dia kuat. Dia sempurna. Dia tidak terprediksi. Disaat kita merasa seharusnya tertawa, dia tega membuat kita menangis. Disaat kita dengan sendu menangis, dia akan hadir memberikan tawa. Memberikan. Bukan menjanjikan.

Pulahan, ratusan, ribuan. Aku tidak bilang aku berpengalaman dalam hal persahabatan. Ini lumrah. Semua orang pasti mengalami. Saat tangis berbaur dengan tawa. Saat luka menggerecoki bahagia. Aku pernah ada. Kau pernah ada.

Kau ingat kawan, saat kau tiba-tiba hadir dalam hidupku? Aku memprediksi, tapi kau hadir lebih cepat. Enggan melawan waktu dan keadaan, aku menerima. Kesan pertamaku? Kau cantik, baik, sempurna, dewasa, keibuan. Sosok idaman semua orang.

Dulu, dulu sekali, kau janjikanku bahagia. Kau pastikan ini abadi. Kau tuntun aku, rangkul aku, peluk aku, dari jarak yang sangat jauh. Kurang dari sebulan, semua seperti sempurna. Aku bahagia. Aku bahagia bisa bercerita banyak denganmu. Aku bahagia bisa menjadi tempatmu mencurahkan segalanya. Aku bahagia meminjamkan pundakku untukmu.

Dulu, kawan...
Dulu, saat semua belum sesirna ini.
Saat kau masih di atas alam sadarmu.
Kamu cukup tau dan memahami.
Aku dalam merindukanmu.
Aku lelah berdoa untukmu.
Aku lelah dengan jutaan harapku agar kau kembali.
Tapi kau hanya butuh mengerti,
aku akan terus disini.
Menantimu kembali...

Happy Birthday Kribo!!!

29 Februari 2011! Mau melototin kalender manual atau kalender HP sampe kurus juga tanggal itu nggak ada. Tragis sih, kadang gw suka berfikir, kasian banget yang lahir tanggal segitu. Masa ulang tahunnya 4 tahun sekali. Dan itu bener-bener terjadi sama sahabat gw, ANNISA FEBRIANASARI, cewek kribo alumni SMA Taruna Nusantara. Walaupun tanggal itu nggak ada di kalender tahun ini, sebagai sahabat gw dan kawan-kawan gak mau kehilangan moment ngerayain ultahnya si kribo. Setelah di tanggal 28 Februari gw ngasih kado berupa foto kita berdua yang dibingkai rapi, tanggal 1 Maret kemaren kita ngerencanain ngasih kejutan ke Nisa. Setelah berkoordinasi kanan-kiri, kejutan siap diluncurkan dengan sempurna. Jam 4 sore, Evint sengaja ngajak Nisa ngerjain tugas di rumah Ajeng. Waktu Nisa dan Evint pergi itulah, kami para laskar pemberi kejutan langsung meluncur ke rumah nisa di perumahan Jambusari, kawasan Condong Catur, Yogyakarta. Ada gw, Tirza, Orin, Gilang, Josh, Bisma, Yayi, Amel, Ifada, Pricil, Cendani, Alia dan nggak ketinggalan sepupunya Nisa yang kece abis, Yano. Motor sengaja kita parkir di dalem garasi, biar Nisa gak tau kalo kita dateng. Sekitar jam setengah 6 sore, Evint sms ngabarin kalo mereka udah on the way pulang. Kita semua langsung siap-siap di belakang pintu lengkap dengan kue black forest dengan tulisan "Happy birthday Kribo". Lampu juga sengaja kita matiin, biar lilin bertuliskan angka 19 kelihatan bersinar. Begitu dia masuk, dia shock setengah mati sampe rambutnya makin negmbang. Aaaaannnnddddd, HAPPY BIRTHDAY KRIBO! We all love you!

Rabu, 02 Maret 2011

A thousand miles

And I need you
And I miss you
And now I wonder....
If I could fall into the sky
Do you think time would pass me by
Cause you know Id walk a thousand miles
If I could just see you tonight

Melihat dari lirik itu mungkin sounds impossible. Logika orang yang waras, mana mungkin sih mau menempuh jarak beribu-ribu mil cuma untuk liat seseorang. Tapi buat orang jatuh cinta, who knows? It's so possible.

I'll give you one example..
Jadi cerita ada salah satu temen deket gw, namanya gak etis lah ya kalo disebutin. Ceritanya dia itu ditinggal si pacar ke Balikpapan. Tiba-tiba di DP BBM-nya si pacar dia itu foto seorang cewek yang entah siapa. Dia kalut. Nangis kejer. Gw sampe bingung mau nenanginnya gimana. Tiba-tiba dia minta dianterin ke Pegadaian. Ternyata dia mau menggadaikan laptopnya buat nyusul pacarnya ke Balikpapan. Gw kira itu cuma kekalutan sementara. Ternyata laptopnya beneran dia gadai dengan harga Rp 1.500.000,00. Dia juga langsung booking tiket pesawat. Gila. Memang gila. Akhirnya dengan beribu-ribu nasehat dan berbagai options yg gw kasih, dia batal nyusul pacarnya itu ke Balikpapan.

Lucky I'm in love with my best friend
Lucky to have been where I've been
Lucky to be coming home someday
Lucky I'm in love in every way
Lucky to have stay where we have stay
Lucky to be coming home again...


Persahabatan memang diatas segalanya. Tapi kalo cewek dan cowok bersahabat, dengan intensitas yang hampir bisa dibilang sering, siapa yang berani menjamin kalau hubungan mereka memang benar-benar sebatas sahabat? Ingatlah pepatah, "cinta datang karena terbiasa"..


When I see your face
There's not a thing that I would change
Cause you're amazing
Just the way you are
And when you smile,
The whole world stops and stares for a while
Cause girl you're amazing
Just the way you are


Lagu ini memang khusus digambarkan untuk cowok yang lagi benar-benar falling in love. I do believe, love make anything seems so beautiful.

Bagaimanapun, sejak dulu lagu menjadi perantara pertempuran perasaan dan logika. Perasaan cinta dan logika tidak akan pernah bisa berjalan beriringan. Kita harus memilih salah satu dari keduanya. Ikuti perasaan, atau logika?

Apapun itu, cinta tetap diperjuangkan. Cintalah yang membuat seseorang yang waras bahkan bahagia menjadi orang gila. Tanpa cinta, kau tak akan senyum-senyum sendiri melihat foto seseorang. Juga tidak akan gelisah dan menghitung detik demi detik di handphone mu menanti balasan sms/teleponnya. Sadarilah itu, dan perjuangkanlah cintamu...