Rabu, 28 Mei 2014

JBR02 (Started from the Bottom)

Sejujurnya, saya sebenarnya sudah sedikit move on dari KKN. Tapi belakangan, tim KKN saya, JBR02 punya banyak agenda seperti wisuda, syukuran wisuda, syukuran pendadaran, jogging bareng, sampai berencana bikin project film pendek kita selama KKN. Setiap kumpul lagi sama temen-temen KKN, memori di lokasi KKN kembali terkuak. KKN kami telah berlalu hampir setahun, tapi saya yakin, saya dan semua anggota JBR02 masih mengingat detail tentang KKN. Beberapa waktu yang lalu, adik tingkat saya curcol, "Mbak Dedev, susah banget ya jadi tim pengusul KKN. Gue capek banget mba". Saya hanya tersenyum simpul, tapi dalam hati saya berbisik, "Setelah KKN, pandanganmu tentang hidup akan berubah. Kamu akan menemukan keluarga baru, entah itu rekan KKNmu, atau warga di tempat KKNmu. Kamu akan lebih jernih memandang hidup, ketulusan, dan indahnya berbagi".

Ingatan saya melambung pada Mei tahun lalu. Saat itu, sudah setengah tahun saya dan teman-teman tim pengusul JBR02 bekerja luar biasa keras dalam survey lokasi, perencanaan program, hingga pencarian dana dan mitra kerja. Dosen Pembimbing Lapangan kami sudah mempresentasikan proposal kami ke LPPM (Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat). Alhamdulillah, proposal kami di ACC. Memenuhi syarat dari LPPM untuk menjalin mitra dan surat rekomendasi dari pihak terkait, kami juga sudah mengantongi surat rekomendasi dari Komisi Nasional Pendidikan. Tepat sekali menurut saya, karena program kami juga tentang pendidikan. 

Pagi itu, di kantin saya tak sengaja bertemu Mas Rizal, dosen pembimbing lapangan kami. Mas Rizal ternyata habis dari LPPM. Beliau kemudian menyerahkan selembar kertas. Isinya adalah daftar nama mahasiswa yang memilih dan ingin bergabung bersama tim kami. Jumlahnya fantastis, mencapai 35 orang. Akibatnya, Mas Rizal harus mencoret lima nama, mengingat satu tim maksimal berjumlah 30 orang. Sejujurnya, saya sedikit lega. Beberapa waktu lalu saya dan teman-teman tim pengusul sempat becanda, "Eeeh gimana ya kalo tim kita ga ada yang milih?" dan kemudian disambar celetukan, "Yaudah kita kkn aja ber7 hahahahaha".

Saya sedikit lupa dengan nama-nama yang dicoret Mas Rizal. Yang saya ingat, kelima nama itu berasal dari jurusan yang sama sekali tidak ada hubungannya dengan program kami. Setelah itu, langkah selanjutnya adalah mengumpulkan tim tersebut untuk secepatnya mendengarkan pengarahan, mengingat waktu yang tersisa hanya dua bulan. Sebagai humas, mulailah Evint bergerilya di facebook untuk menghubungi masing-masing dari mereka. Ditetapkanlah Egois cafe sebagai tempat pertemuan pertama kami. Saya ingat betul, saat itu hanya satu orang yang absen datang karena sakit.

Sebagai kormanit (kordinator mahasiswa unit), mulailah saya membeberkan program dan menjelaskan lokasi. Sebelumnya, kami mengisi sesi pertemuan dengan perkenalan. Setelah menjelaskan program, sesi tanya jawab cukup membuat saya kewalahan. Tapi wajar menurut saya, mengingat KKN ini akan berlangsung dua bulan, para anggota tentu penasaran akan tempat pengabdian mereka. Rapat kemudian selesai. Sebelum rapat kedua, tim pengusul membagi menjadi tiga sub unit. Teman-teman menyerahkan kewenangan pembagian pada saya. Akhirnya, kami membagi sama rata, dari jumlah laki-laki, jumlah tim pengusul, dan keberagaman jurusan. Harapannya, semua bisa saling mengisi dan melengkapi.

Minggu-minggu selanjutnya JBR02 disibukkan pada gerilya rapat. Setiap Rabu dan Jumat kami mengadakan rapat rutin. Setiap rapat, saya melihat wajah-wajah lelah. Beberapa nampak tidak peduli pada pembicaraan. Beberapa nampak bersemangat memberikan ide. Beberapa nampak tak tertarik pada pembahasan. Sedikit kesal awalnya, tapi dalam hati saya selalu menyemangati diri saya. Saya selalu mengingat kata-kata ayah saya, "anggota itu bagaimana ketuanya". Saya kemudian semakin bersemangat untuk berusaha mencairkan suasana saat rapat, menghilangkan gap antara tim pengusul dan anggota, menghilangkan gap kluster, sub unit, dan lain-lain. Saya berusaha meyakinkan, bahwa kita adalah potongan puzzle, yang harus lengkap agar bermakna. Saya kemudian memilih untuk selalu mengambil jalur voting, agar para anggota yakin bahwa "nasib" kita ke depan akan ditentukan oleh kita sendiri, bukan hanya saya sebagai kormanit ataupun keenam tim pengusul lainnya.

Adaptasi tentu akan memberikan hasil. Hari demi hari, minggu demi minggu, suasana rapat mulai mencair. Tekanan saya mulai berkurang. Saya mulai bisa menikmati memimpin rapat dengan santai, tapi tetap berbobot. Saya juga berusaha datang ke rapat-rapat sub unit dan klaster, agar saya bisa mendiskusikan program-program teman-teman. Canda tawa mulai terbangun. Suasana mulai hangat. Kami mulai saling mengenal satu sama lain. Senang rasanya melihat kemajuan JBR02. Para penanggung jawab program dengan semangat menyusun modul. Rapat per program pun mulai bisa berjalan. Lega rasanya melihat kemajuan JBR02 yang jauh dari prediksi saya saat kita pertama kali bertemu.

Waktu terus berlalu, dan KKN tinggal seminggu. Saya semakin tertekan fisik dan mental. Untuk pertama kalinya dalam hidup, saya terserang maag akut sampai nggak bisa bangun dari duduk. Akibat hampir dua hari nggak nafsu makan. Saat itu, cuma semangat untuk KKN yang menguatkan dan akhirnya saya sembuh berkat obat maag dari Nisa. Hampir setiap malam saya nggak bisa tidur memikirkan persiapan KKN, baik persiapan unit maupun perlengkapan pribadi. Hari-hari saya disibukkan berkoordinasi dengan kormasit, kormater, dan berbelanja alat-alat keperluan KKN. Kamar saya penuh dengan kardus yang berisi barang-barang untuk program di lokasi.

Dan, tibalah waktunya keberangkatan kami. Tanggal 1 Juli 2013. Tempat yang kami pilih adalah Grha Sabha Pramana, dan waktu berkumpul adalah pukul 18.30. Motor-motor kami sudah dikirim ke lokasi KKN sejak dua hari yang lalu. Berhubung perlengkapan kami sangat banyak, selain menyewa bus Sargede untuk mengantarkan kami ke lokasi KKN, kami juga menyewa pick-up yang digunakan untuk menjemput barang kami dari rumah ke GSP. Pick-up yang dikendarai Gilang dan Guntur mulai berkeliling sejak jam 12 siang, menjemput ke satu per satu rumah/kosan kami. Sialnya, saat sore hari hujan sangat deras. Jadilah mereka harus meneduh dulu. Belum habis kesialan, tiba-tiba ban pecah. Pergantian ban pick-up memakan waktu tak sebentar. Dari sore hingga habis maghrib. Padahal jam 18.30 kami dijadwalkan berangkat.

Selepas maghrib, ban selesai diperbaiki. Tibalah giliran pick-up menjemput barang ke kosan saya. Setelah mengangkut banyak barang dari kosan saya, tiba-tiba saya dikejutkan oleh tragedi pick-up nabrak mobil di depan kosan saya. Perdebatan alot antara kami dan pemilik Avanza. Saya sampai memanggil Bu RT untuk membantu bernegosiasi. Akhirnya kesepakatannya adalah kami harus mengganti rugi sebanyak Rp 500.000. Setelah itu, pick up kembali berkeliling menjemput barang. Kami baru benar-benar berkumpul dan siap berangkat pada pukul 22.30. Supir bus ngedumel karena ngaretnya terlalu lama. Saya membatin, "Ya Allah, semoga ini bukan pertanda kegagalan KKN kami. Walaupun di awal banyak kendala, semoga saat KKN hingga KKN berakhir semuanya baik-baik saja"

Bus Sargede membelah jalur selatan Pulau Jawa. Anak-anak mulai tertidur, tampak kelelahan. Alunan musik di bus yang tadinya menggema, mulai dikecilkan, dan kemudian dimatikan. Itu adalah tidur pertama kami bersama-sama, tidur pertama JBR02, lengkap dengan dosen pembimbing yang dengan baik hati mengantarkan kami ke lokasi.

(To be continued)

Sabtu, 24 Mei 2014

Setelah Kau Tiada

Mbah Putri...
Setelah kau tiada, aku tak lagi seperti dulu
Setelah kau tiada, kehidupan berubah 180 derajat.
Setelah kau tiada, semua nampaknya tak bisa berkompromi padaku.

Nenek...
Engkau satu-satunya pelipur lara.
Engkau satu-satunya pembelaku.
Engkau satu-satunya penyemangatku.
Engkau satu-satunya orang yang seumur hidup tidak pernah membohongiku.
Engkau satu-satunya contoh terbaik dalam hidupku.
Engkau satu-satunya yang aku mau. Sekarang.

Eyang Putri...
Sungguh, tidak ada yang bisa lebih menyayangiku daripada engkau.
Sungguh, tidak ada yang pernah bisa memelukku sehangat engkau.
Sungguh, tidak ada yang paling bisa mengajarkan aku arti hidup selain engkau.
Sungguh, tidak ada yang paling bisa memberikan senyuman sehangat engkau.

Hampir satu tahun kepergianmu.
Hampir satu tahun aku mengharapmu datang ke mimpiku.
Hampir satu tahun aku membayangkan kau kembali disini, bersamaku.
Hampir satu tahun aku lupa arti kejujuran, cinta, dan perjuangan.
Hampir satu tahun aku tak lagi memiliki tempat berkeluh kesah.

Mbah Uti...
Seharusnya kau mengajakku pergi bersamamu.
Seperti yang biasa kita lakukan dulu.
Seharusnya kau menggandengku menghadap Tuhan.
Seharusnya kau ajak aku menyusul mbah kakung.
Seharusnya kau tetap disini, menemani semua dukaku.
Seperti yang kau lakukan padaku sejak aku lahir.

Mbah...
Allah sudah sampaikan doaku?
Allah sudah sampaikan rinduku?
Allah sudah sampaikan tanda cintaku?
Allah sudah mewakilkanku memelukmu?

Mbah...
Makam itu sungguh gelap, sungguh dingin.
Mbah uti tidak kuat udara dingin, kan?
Sini mbah, tidur bersamaku.
Di gumpalan tanah itu, apa wajah cantikmu masih memancarkan cahaya?

Mbah uti...
Aku hampir lupa arti kejujuran yang kau tanamkan sejak dulu, karena aku hidup diantara orang yang suka berbohong.
Aku hampir lupa arti mencintai yang kau tanamkan sejak dulu, karena sejak kehilanganmu, aku tak lagi menemukan orang yang benar-benar mencintaiku.
Aku hampir lupa arti ketulusan yang kau tanamkan sejak dulu, karena aku tak menemukan orang yang layak kuberikan ketulusanku.
Aku hampir lupa arti kelembutan yang kau tanamkan sejak dulu, karena dunia begitu keras kepadaku Mbah. Dunia tak membolehkan aku berkompromi.

Tapi sungguh Mbah..
Aku tidak akan melupakan engkau.
Engkau yang hanya akan tertidur jika aku sudah pulang.
Engkau yang setia duduk di dekat telepon, menanti telepon dariku berdering.
Engkau yang selalu menggunakan jas hujan, memacu kaki lemahmu berjalan menjemputku dari sekolah.
Engkau yang selalu menyelipkan banyak uang ke tasku, karena engkau selalu merasa aku butuh.
Engkau yang berusaha terjaga mendengarkan semua ceritaku, meski mata tuamu terlihat mengantuk.
Engkau yang seumur hidupmu mengajarkan arti kejujuran, cinta, ketulusan, dan pengorbanan.

Mbah..
Sungguh, tidak ada orang yang mampu menggantikanmu.
Dan tidak akan pernah ada orang yang bisa membuatku bahagia, seperti engkau selalu membahagiakanku.


Rabu, 09 April 2014

Beri tahu aku.

Beri tahu aku.
jika suatu saat kamu telah menemukan wanita yang rela berpura-pura bodoh dan tidak mendominasi percakapan meski dia tau betul tentang apa yang dibicarakan. Wanita yang benar-benar mencintaimu akan rela melakukan itu, hanya untuk membuatmu menunjukkan dominasi mu sebagai laki-laki. Wanita yang tanpa kamu sadari rela mengalah, agar kamu terlihat lebih "laki-laki".

Beri tahu aku.
Jika suatu saat kamu telah menemukan wanita yang rela menembus hujan, menembus dingin, dan melakukan usaha yang tak sedikit hanya untuk memastikan kamu baik-baik saja.

Beri tahu aku. 
Jika suatu saat kamu telah menemukan wanita yang selalu membelamu meski jelas-jelas kau terbukti bersalah.

Beri tahu aku.
Jika suatu saat kamu telah menemukan wanita yang dengan sabar mendengarkan semua ceritamu, dramamu, dan mengakhiri pembicaraan dengan mengelus punggungmu.

Beri tahu aku.
Jika suatu saat kamu telah menemukan wanita yang tidak pernah memperdebatkan hal kecil, mampu bertahan dalam masalah besar, selalu mengisi semuanya dengan tawa, dan tidak pernah membebani harimu.

Beri tahu aku.
Jika kamu sudah menemukan itu semua. Agar aku tau harimu ke depan dipastikan akan bahagia. Agar aku tau, kamu sudah bersama wanita yang lebih dari aku.

Sabtu, 15 Maret 2014

Detik

Detik pertama saat aku melihatmu dengannya.
Kakiku lemas, tidak lagi bisa diperintah otak untuk segera melangkah.
Detik kedua saat aku melihatmu dengannya.
Aku masih tidak percaya.
Detik ketiga saat aku melihatmu dengannya.
Aku sadar semua perjuanganku sia-sia.

Detik keempat saat aku melihatmu dengannya.
Aku tidak menyangka, dia yang telah lama kukenal itulah yang membahagiakanmu.
Detik kelima saat aku melihatmu dengannya.
Seketika aku merasa mual dan pusing.
Detik keenam aku melihatmu dengannya.
Akhirnya aku tau mengapa kau berhenti menghubungiku.

Detik ketujuh aku melihatmu dengannya.
Aku tau aku harus mundur dari perjuangan ini.
Detik kedelapan aku melihatmu dengannya.
Ingin rasanya aku mengulang waktu dan memilih untuk tidak mengenalmu.
Detik kesembilan aku melihatmu dengannya.
Alam seakan berbisik, mengatakan kamu memang bukan untukku.

Dan...
Detik kesepuluh aku melihatmu dengannya.
Aku tak tau lagi apa yang kurasa. Aku hanya merasa dadaku sakit dan ada rasa yang membuncah.
Detik itu juga, kuputuskan untuk pergi. Pergi dari lorong itu, dan pergi dari hidupmu.

Maka semenjak detik itu, kamu tidak akan lagi menemukan aku yang selalu punya waktu untukmu. Aku yang selalu mengharap chat darimu. Aku yang selalu ceria saat bertemu denganmu. Aku yang selalu bersedia mendengar keluh kesahmu. Aku yang tanpa ragu berkeluh kesah padamu. Dan aku yang selalu tertawa pada setiap leluconmu.

Karena aku akan berubah. Seperti perubahan yang kau lakukan padaku.

Jumat, 14 Maret 2014

Aku Akan Pergi

Aku akan pergi.
Bukan untuk meninggalkanku tapi demi membuatmu menemukan kebahagiaan lain.
Aku akan pergi.
Bukan karena aku lelah, tapi aku sungguh kecewa.
Aku akan pergi.
Bukan karena aku tak sanggup lagi mendampingimu, tapi karena aku tau hanya dia yang mampu membuatmu terus bersinar.

Aku akan pergi.
Bukan untuk memastikan kamu akan kembali mengejarku.
Bukan untuk memastikan kamu akan kembali menghubungi.
Bukan untuk memastikan suatu saat kita akan kembali dipertemukan Tuhan.
Bukan untuk memastikan kita adalah jodoh, yang pergi sejauh apapun akan kembali dipertemukan di kemudian hari.

Aku akan pergi.
Karena aku tau kamu tak lagi nyaman denganku
Karena aku tau kamu tak lagi bahagia denganku
Karena aku tau kamu akan menjadi lebih baik tanpaku
Karena aku melihat wajahmu yang berbinar saat bersamanya

Aku akan pergi.
Keputusan ini kuambil satu detik setelah aku melihatmu berjalan dengannya.
Aku akan pergi.
Dan kupastikan aku tidak akan kembali.

Kamis, 13 Maret 2014

Kamu Harus Tau, Aku Kecewa.

Tidak ada yang lebih membahagiakan, ketika tabletku berdering kencang.
Tidak ada yang lebih membahagiakan, ketika namamu muncul di telepon genggamku.
Kehadiranmu di tengah sibuknya pekerjaan kantor, sempurna mengobati semuanya.
Pintamu agar aku segera kembali ke kota pelajar, aku turuti secepat mungkin.
Dukunganmu, membuat semangat menyelesaikan tugas akhir semakin membara.

Tidak ada yang lebih membahagiakan, ketika kamu melibatkanku dalam rencana pengabdianmu.
Tidak ada yang lebih membahagiakan, ketika kamu menceritakan semua proses sulitnya tugas akhirmu.
Tidak ada yang lebih membahagiakan, ketika di gedung megah itu kita tidak sengaja bertemu.
Hariku, jauh menjadi lebih berwarna.

Tapi,
Tidak ada yang lebih menyakitkan ketika menerima kenyataan kamu mulai berhenti menghubungiku.
Tidak ada yang lebih menyakitkan ketika aku hanya bisa sibuk melihat history obrolan kita.
Absenmu dalam masa-masa sulit hidupku, seakan membuatku tak lagi bisa melakukan apapun.

Tidak ada yang lebih menyedihkan, ketika aku menyaksikan kekalahanku di sosial media.
Tidak ada yang lebih menyedihkan, ketika aku harus melihat kamu bercengkrama dengannya meski hanya lewat sebuah gambar.
Tidak ada yang lebih menyedihkan, ketika aku melihat tangannya merangkul di bahumu

Ternyata...
Wanita yang memenangkan hatimu adalah teman kita di bangku kuliah.
Ternyata...
Hari ini aku harus menerima kenyataan bahwa apa yang aku perjuangkan, harus berakhir disini.
Dengan sekuat hati, aku akan terus mencoba ikhlas menerima kenyataan ini.

Tapi aku tidak menyesal, telah menghabiskan waktu panjang untuk diskusi kita.
Tapi aku tidak menyesal, menempuh puluhan kilometer untuk memastikan kamu baik-baik saja di lokasi pengabdianmu.
Tapi aku tidak menyesal, menghabiskan waktu mendengarkan keluh kesahmu.

Dan kamu...
Semoga bisa terus bersinar, melangkah, dan berbahagia.
Meski aku tau doamu bukan untukku, tapi jangan khawatir, doaku untukmu takkan pernah berhenti. 
Walaupun waktu telah berhasil menghentikanku dalam perjuangan ini.

Dan tepat hari ini.
Saat yang paling membahagiakan berubah menjadi yang paling menyedihkan...
Kamu harus tau, aku kecewa.

Rabu, 12 Maret 2014

Thank you for give me everything when I give you nothing

Dari dulu bunda selalu bilang, "Kak, jadi orang yang jujur ya. Keberhasilan hanya akan berpihak pada orang jujur. Kamu mungkin gak akan merasakan buah kejujuranmu detik ini juga, tapi kamu pasti memetiknya. Di belahan dunia manapun kamu tinggal, kejujuran akan menjadi mata uang yang tetap berharga.

Dari dulu bunda selalu bilang, "Jangan pernah mengambil apa yang bukan menjadi hak kita. Jangan pernah mencuri, berapapun jumlahnya dan dengan alasan apapun. Kalau kita ingin mendapatkan sesuatu, usaha. Jangan mencuri. Bunda potong tanganmu kalau sampai kamu mencuri."

Dari dulu bunda selalu bilang, "Kalau suatu saat kamu menikah dan kamu dihadapkan pada dua pilihan: Pertama, menikah dengan orang yang mencintaimu tapi tidak kamu cintai, kedua, menikah dengan orang yang kamu cintai tapi tidak mencintaimu, pilihlah ia yang mencintaimu. Sesungguhnya disitulah letak kebahagiaanmu."

Dari dulu bunda selalu bilang, "Bunda percaya, kerja keras dan semua pengalaman hidup akan menempa kamu menjadi orang yang berhasil. Jika berhasil nanti, jangan belikan bunda barang-barang mewah yang tidak bunda perlukan. Ambillah anak-anak yatim untuk tinggal bersama kita. Allah akan mencintai kita, jika kita mencintai anak yatim"

Dari dulu bunda selalu bilang, "Jadilah wanita yang tangguh dan memiliki harga diri. Dengan siapapun kamu nanti akan menikah, bekerjalah. Gunakan ilmu yang sudah kamu dapatkan puluhan tahun untuk hidupmu. Jangan hanya menjadi ibu rumah tangga. Dengan bekerja dan memiliki penghasilan, kamu bisa membantu perekonomian keluarga dan akan dihormati oleh keluarga suamimu. Bekerjalah, dengan begitu kamu tidak akan pernah takut menggugatnya cerai jika ia menyakitimu. Jadilah wanita dan ibu yang kuat untuk anak-anakmu."

Dari dulu bunda selalu bilang, "Berusahalah dalam berbagai hal. Tunjukkan kemampuanmu. Hingga nanti di usia tuamu, kamu hanya tinggal memetik buah yang kamu tanam. Doa bunda selalu untukmu"

Bunda.
Banyak sekali nasehat yang Bunda berikan.
Banyak sekali suka duka dan pahit manisnnya hidup yang kita lalui. 
Percayalah, dengan siapapun kakak hidup nantinya, dia tidak akan pernah menjadi nomer satu di hidup kakak.
Karena selamanya, orang nomer 1 di hidup kakak adalah Bunda. 
Terima kasih telah membuat hampir semua mimpi kami
menjadi kenyataan.
Terima kasih telah tanpa lelah mengirim doa tulus. Setiap malam, setiap saat.
Terima kasih telah mencontohkan bagaimana menjadi wanita seharusnya.
Terima kasih telah bekerja tak kenal lelah, demi seutas senyum kami. 
Terima kasih telah membuat kami merasa menjadi orang paling beruntung di dunia karena memilikimu.

Tanganmu tak sekuat dulu.
Wajahmu tak secerah dulu.
Tapi langkahmu, jauh lebih tegar daripada dulu.
Sehat terus Bundaku sayang, sampai akan tiba waktunya kami yang membahagiakanmu.

Thank you for give me everything when I give you nothing. 

Senin, 20 Januari 2014

Hello 2014!

Hello 2014!
Nggak terasa tahun ini adalah tahun terakhir menempuh pendidikan S1, insya Allah. Target untuk lulus semakin di depan mata. Biarpun sempet mengalami awal tahun dengan terkapar di rumah sakit, tapi over all awal tahun ini indah banget, beda dari tahun-tahun sebelumnya. Ini ditambah menurut saya pribadi, pencapaian di 2013 alhamdulillah semuanya positif. 

Di tahun 2013, most of my dreams become reality. Semua berawal dari magang sebagai reporter di RRI Jogja. Dulu sempet punya cita-cita jadi reporter sport, keren banget aja kayaknya. Alhamdulillah di 2013 itu berhasil tercapai. Akhirnya bisa ngerasain live report suatu pertandingan, plus wawancaranya juga. 1,5 bulan yang dilewati dimasa magang, rasanya cepet banget. I'm lucky!

Kemudian, di tahun ini juga saya sudah bisa merasakan yang namanya bekerja part time. Berawal ketika Prisil nawarin kerjaan sebagai travel writer. Apalagi coba yang kurang? Saya hobi traveling, dan dapet kerjaan sebagai travel writer. Gajinya juga lumayan, bisa buat beli tiket pesawat liburan. Dari pekerjaan ini, saya semakin termotivasi untuk traveling. Di sisi lain, mengembangkan bisnis online shop juga memberikan saya keuntungan yang tidak sedikit.

Di bulan Mei, saya berhasil plesiran ke Thailand sama Malaysia, dan semuanya dari hasil tabungan sendiri, tanpa minta sedikitpun ke orang tua. Seneng banget rasanya, bener-bener nggak bisa diungkapkan dengan apapun. Sebuah perjalanan yang menambah check-list daftar tempat yang sudah pernah saya kunjungi.

Satu bulan setelah jalan-jalan, saya melaksanakan Kuliah Kerja Nyata yang diwajibkan oleh kampus. Saat itu, saya dipercaya menjadi kormanit (koordinator mahasiswa unit). Awalnya saya merasa nggak bisa, apalagi kkn membutuhkan koordinasi yang baik. Tapi berkat dukungan tim pengusul lain, saya akhirnya bisa melewati kkn, dan kkn ini terbilang sukses. Bahkan, unit kami menjadi satu dari tiga belas unit yang ceritanya dibukukan dalam Chicken Soup terbitan Gadjah Mada Press. KKN memberikan saya banyak pengalaman, dan yang terpenting menyentuh hati saya untuk terus menjadi pribadi yang bersyukur atas apa yang saya miliki. Selain itu, juga mengasah jiwa sosial dan kepekaan terhadap sesama.

Selesai KKN, saya mengajukan judul skripsi. Sayangnya, pengajuan judul skripsi pertama saya ditolak oleh jurusan. Alhamdulillah, di pengajuan judul kedua, judul skripsi saya diterima. Bersamaan dengan itu, saya sedang menjalani proses magang di AsiaPR, perusahaan konsultan Public Relations yang meng-handle klien-klien besar seperti Coca Cola, Toyota, Merck, hingga Unilever. Semoga terus mematangkan dan mengasah kemampuan saya.

2013 benar-benar tahun yang spektakuler. Maka, ditutupnya tahun 2013 di Cafe Le' Bridge bersama teman-teman kantor kemaren, saya selipkan doa agar tahun ini bisa menjadi tahun yang lebih memberikan arti hidup, serta membuat saya menjadi pribadi yang terus bersyukur. Harapannya ya sehat selalu, dimudahkan dalam skripsi, cepet lulus, dan diberikan kekuatan untuk semua masalah besar yang dihadapi.

Keep spirit for upcoming day, guys!