Minggu, 25 Desember 2011

Love

Mencintai. Hanya dengan itu aku enjoy dengan rasa sakitku. Aku tidak pernah merasa bodoh, atau merasa bersalah sekalipun. Aku masih berharap, 5 tahun lagi akan ada undangan berwarna orange yang akan aku sebarkan ke sahabat-sahabatku. Di atasnya akan ada untaian pita, dan di tengahnya akan ada nama kita. Kita. Bukan aku dengan dia. Apalagi kamu dengan dia. Hanya akan ada nama kita. Aku dan kamu.

Atau jika ternyata Allah memberimu yang lebih baik, akan ada sebuah undangan manis dengan namamu dan dia. Namaku hanya akan ada di bawah. Aku akan ada di pernikahan itu, sayang. Sebagai tamu undangan, bukan sebagai mempelai. Dan aku akan berlari sebentar ke belakang, menyeka air mataku, kemudian tampil di hadapanmu dengan gaun indah, memasang senyum (pura-pura) bahagia dan berkata, "Turut berbahagia ya, semoga pernikahan ini sakinnah mawaddah warrahmah"

Dan jika itu terjadi, maka akan aku nobatkan diriku sebagai miss-pura-pura. Karena aku telah pura-pura tidak mencintaimu, aku pura-pura bahagia melihat kau dengannya, dan aku pura-pura tidak terluka saat kau bercerita. Haruskah kepura-puraanku berlanjut hingga di hari bahagiamu nanti? Semoga tidak.

Aku tau berhubungan itu membutuhkan dua hati. Dua hati yang siap berbagi, dua hati yang saling mencinta, dan tentu dia hati yang saling terluka. Bukankah itu kunci dari genggaman tangan yang begitu sering aku lihat? Yang begitu sering aku rasakan? Lalu jika hanya ada satu hati yang terlanjur mencinta dan siap terluka, itu apa namanya? Itu aku, sayang. Itulah hatiku :)

Selasa, 20 Desember 2011

I just can't stop loving you

It's been waiting too long.
I can't stop
They said I was stupid
I can't stop
They asked to move on
I can't stop
Darling, cause I can't stop loving you

They said I wasted my time
I can't stop
They said it's been too long
I can't stop
They said I deserve to get someone better
I can't stop
One thousand people who'll judge, I never regret to love you

Loving you is not easy
But I could
Giving all my heart is difficult
But I did
I get bored to wait
But I can
I know you love her
But I still love you

Dear, even all people in this world ask me to let you go
I won't
They think I'm the most stupid people ever
Do I care?
Absolutely no!
You know why?
Because people has their own way to get their happiness
And this is my way
Loving you for a long time, with long distance, and with all my heart
I don't care who are you, where have you been, or who girl you love
I never care
I just......... can't stop loving you.

Kawah Putih, Sensasi Sejuk Bandung Selatan

Bandung, bagi warga Jakarta kota Bandung adalah kota refreshing. Setiap menjelang weekend, akan banyak kita temui plat B ke keluar Jakarta melalui tol Cipularang. Saya sendiri, sebagai campuran darah betawi-sunda memiliki beberapa saudara di Bandung. Dan akhirnya, Bandung seperti kota kedua yang sering saya kunjungi. Bandung sendiri identik dengan belanja, karena banyaknya Factory Outlet yang tersebar di sudut-sudut kota. Selain itu, meski memiliki suhu udara yang panas, Bandung masih bisa dikatakan sejuk jika dibandingkan udara Jakarta.

Terlepas dari berbagai "kasus" tentang tol Cipularang, Bandung masih tetap menajdi pilihan wisata warga ibukota. Ditambah lagi, tahun ini ada Trans Studio Bandung, wahana bermain seperti Dufan tapi indoor. Jika anda mengunjungi Bandung, cobalah lebih ke Selatan untuk menemukan udara yang lebih asri. Yang terkenal dari wisata ini adalah Kawah Putih, Ciwidey. Meski harus melalui medan yang sulit dan berkelok-kelok, namun keindahan kawah putih tetap menjadi incaran wisatawan. Kawah Putih juga dikenal sebagai tempat foto pra-wedding. Udara di kawah putih dingin banget, kalo ngomong bisa sampe keluar asap lho.

Kawah putih nggak susah dicapai, tinggal ke arah Bandung selatan, luruuuusss terus. Kalau udah sampai ke kawah Putih, jangan lupa ke Situ Patenggang ya, danau buatan yang bagus juga. Kalau mau menikmati udara Kawah Putih lebih lama, begitu masuk kawasan Kawah Putih banyak tersedia cottage-cottage bagus yang ada arena permainan seperti Gokart & balon air. Welcome to looooonnngggg term holiday guys!!!
Di Belakang kawah, ada tebingnya. Baguuuusss!
Ini adalah Kawah Putih di pagi hari :D








Rabu, 14 Desember 2011

December


Ini adalah karya sahabat saya penganut kriboism, Nisa. Waktu tadi sore lagi seminar di kampus, saya yang lagi (pura-pura) serius dengerin seminar diminta bikin quote tentang bulan Desember. Quote yang saya bikin kirang lebih "December, the end of the year & the last time I'm thinking of you".Di kolom dialognya, kalau diperhatiin kurang lebih seperti itulah tulisannya.

Desember. Yang terlintas di benak saya tentang bulan Desember adalah libur panjang. Sayangnya, semenjak kuliah liburnya jadi bulan Januari :'( Tapi tetap, saya excited sama bulan ini. Di bulan ini, kebanyakan orang menyusun banyak resolusi tahun baru. Tapi bikin resolusi nggak pernah masuk ke dalam agenda wajib saya. Tapi tahun lalu, saya bikin resulusi tahun baru lhooooooo. Walaupun nggak ada satu resolusi pun sih yang tercapai karena terlalu muluk-muluk banget.

Bulan Desember itu bulan galaaaauuu! Tolong garisbawahi itu. Saya yakin, semua temen saya nggak setuju sama statement itu karena menurut mereka saya selalu galau. *Prek! Tapi serius, ini Desember kedua saya di Jogja. Saya selalu ngebet pulang setengah mati, saya selalu pengen keramaian, saya selalu pengen.....DIA!  Desember tahun lalu, saya geger kalong karena nggak bisa nahan kangen. Hampir beli tiket pulang, dan nggak dibolehin sama Bunda karena tanggung libur semester. Saya inget, di bulan Desember tahun lalu saya keliling Tugu & Malioboro sendirian. Saking galau to the max!

Bulan Desember ini, saya nyolong start. Di awal bulan, saya kabur dari Jogja ke Jakarta naik kereta ekonomi! Kereta ekonomi yang harganya Rp 35.000 sekali jalan. Itu pertama kali saya naik kereta ekonomi. Gilang sama Prisil (kelihatan) berat ngelepas saya di stasiun Lempuyangan. Tapi sejak itu, saya berjanji tidak akan pernah naik kereta ekonomi sendirian. Tersiksa. Semua pada nanya kenapa saya mendadak pengen pulang, tapi mungkin cuma Prisil & Gilang yang tau alasannya :D

Di pertengahan Desember ini, saya tetep galau sih, tapi nggak parah-parah banget. Saya nggak sabar nunggu kedatangan keluarga saya ke Jogja akhir tahun nanti. Yessss! I'm excited! Anyway, Hai December, the end of the year and the last time I'm thinking of you.... :D :D :D

Minggu, 11 Desember 2011

Semoga kamu (tidak) tahu

Aku tiba-tiba menjadi stalker. Kata temanku bukan, katanya aku observer. Ah, apapun itu, tanganku tersetting melihat account mu setiap kali online. Facebook dan Twitter mu selalu aku kunjungi. Kalimat demi kalimat selalu aku perhatikan. Aku cerna. Andai kamu tahu, di setiap waktu sibuk dan luangku, aku bahkan tidak pernah berhenti memperhatikanmu meski hanya lewat dunia maya. Aku rasa kamu tidak tahu.

Aku bukan bermaksud menjadi stalker, aku hanya penasaran. Penasaran apa yang sedang ada di hatimu, siapa yang sedang di hatimu, dan bagaimana hatimu kini. Walaupun aku tahu, jawabannya pasti bukan aku. Mungkin kamu akan menuliskannya di 140 karakter twitter. Mungkin...

Setiap malam, melihatmu dari dunia maya adalah apel wajib. Yang kemudian akan menentukan tidurku. Nyenyak, atau justru sama sekali tidak bisa tidur. Satu kata darimu di facebook atau twitter, akan menentukan mood ku lebih dari 24 jam. Tapi lagi-lagi aku yakin, kamu tidak akan tahu itu. 

Mereka bukan lagi menyebut ini cinta monyet. Tidak akan ada lagi yang bilang ini permainan. Ini cinta, sayang. Aku mungkin tidak pernah lagi menggebu-gebu seperti dulu. Bukan karena aku tidak cinta, tapi karena aku sudah terbiasa mencintaimu dari jauh. Aku mungkin sudah tidak  seperhatian dulu. Bukan karena cinta itu telah berkurang, tapi karena aku tahu ada dia yang senantiasa memperhatikanmu dari dekat. Meski detik jam terus berjalan ke kanan, percayalah, aku sama sekali tidak pernah mengurangi cintaku padamu. Meski mereka bilang ini bodoh, dan meski kamu yang meminta menghentikannya sekalipun.

Setiap malam aku selalu berdoa untuk kebahagiaanmu. Bersama siapapun itu. Aku selalu mencoba tegar. Mencoba bisa. Mencoba bangkit. Tapi satu, aku tidak akan pernah mencoba menghapusmu dari hatiku. Kamu harus tau, aku tidak pernah bermain dengan cinta. Cinta yang mungkin tidak pernah aku inginkan, tapi mampu bertahan di hatiku ribuan malam. Percayalah, aku tidak pernah menyesal telah dan masih mencintaimu, meski ternyata setiap malam telah kau habiskan dengannya. Tenang, aku (harus) kuat :')

Selasa, 22 November 2011

Hujan

Selalu ada yang berbeda dari hujan. Sejuk. Dingin. Membuat saya makin cinta pada kota Jogja. Bau tanah yang dihasilkan sangat khas. Tidak pernah berbeda dari saya kecil. Saya bukan pecinta hujan, tapi saya suka melihat hujan. 10 tahun yang lalu, jika hujan turun, saya pasti menyaksikan lewat jendela. Atau sesekali dengan nakal mencoba keluar rumah, menikmati hujan, dan kembali dengan tubuh basah kuyup.

Itu 10 tahun yang lalu, ribuan hari yang lalu, jutaan jam yang lalu, ratusan juta detik yang lalu. Kini saya ada di tempat berbeda, dengan pemandangan berbeda, dengan figuran berbeda, dengan orang berbeda, dengan cinta berbeda, dengan fisik berbeda, dengan rasa yang beda, dan dengan cinta yang beda. Tapi hujan masih sama. Hujan masih seperti yang dulu. Baunya masih khas. Bunyinya masih khas. Meski kini, saya tak lagi bisa melihatnya dari jendela.

Hujan, meski orang-orang yang kusayangi tak lagi seperti dulu. Kamu tetap seperti yang dulu. Teruslah hujan, teruslah menjadi seperti yang dulu. Teruslah menebarkan bau yang khas. Teruslah membunyikan nyanyian dengan nada yang tidak pernah berubah :)

Alhamdulillah yah, sesuatu

Hidup itu memang keras. Dan akan semakin bertambah keras kalau kita ngeluh. Hari ini saya nggak kuliah pagi, bukan karena nggak ada kelas, tapi saya kesiangan. Alasan klise banget. Sebenernya tadi udah mandi dari jam setengah 7. Niatnya mau berangkat jam 7, jadi selesai mandi tidur sebentar. Eeh, bangun-bangun malah udah jam setengah 9. Dan saya akhirnya memutuskan untuk nggak kuliah (lagi)

Oiya, pasti semua tau dong kata-kata "Alhamdulillah yah, sesuatu" miliknya Syahrini yang lagi ngetrend banget itu. Dipikir-pikir, kata-kata itu simple tapi maknanya dalem banget. Entah untuk tujuan jadi trend setter atau apa, saya berpikir kalau kita emang harus bersyukur dalam keadaan apapun. Hey, everyone who read this. Believe me, outside some people crazy of you and wanna be like you. 

Mengeluh itu manusia, secara hidup kita banyak banget tantangannya. Tapi setiap keluhan yang keluar dari mulut sebagai bentuk rasa emosi, imbangi dengan ketenangan hati sambil berucap, Alhamdulillah. Nggak susah kok, dan ucapan itu akan semakin membuat hidup kita tenang dan merasa berkecukupan.

Artikel ini sebenarnya terinspirasi dari kejadian minggu lalu. Minggu lalu, saya meneliti tentang anak jalanan. Untuk mendapat informasi lebih mendalam, saya ngobrol sama beberapa anak jalanan di pinggir jalan. Yang saya kagu, cita-cita mereka tinggi lho. Ada yang mau jadi pilot, polisi, bahkan pemain bola. Disinilah saya merasa bersyukur. Sejak kecil, apa yang saya minta selalu dikasih orang tua. Beda sama mereka. Bahkan untuk makanpun mereka harus kerja keras dulu sehabis pulang sekolah. Pendapatannya sehari paling banyak Rp. 15.000. Inilah yang membuat saya merasa bersyukur itu perlu.

Kadang kita ngerasa, kuliah/sekolah itu berat. Tugasnya banyak, pelajarannya ngebosenin. Tapi coba deh liat saudara-saudara kita disana. yang bahkan sekolah aja nggak punya biaya. Mereka terpaksa mengubur mimpi mereka dalam-dalam untuk sekolah. Atau bahkan ada yang sekolah, tapi pulangnya harus cari uang untuk biaya hidup. Sedangkan kita, punya semua fasilitas. Tempat tinggal yang nyaman, gadget mewah, butuh uang berapapun tinggal bilang dan akan di transfer beberapa jam kemudian. Betapa beruntungnya kita.

Kalau kita misalnya lagi nggak punya uang, terus cuma makan seadanya pakai nasi atau telur atau indomie. Nikmati aja. Hidup nggak selalu ada diatas. Banyak orang-orang diluar sana yang kelaparan. Take a look. Mereka saudara-saudara kita bahkan harus bekerja seharian tanpa kepastian akan makan apa di malam harinya. 

Kalau lagi kesel sama orang tua, ya ikhlas aja. Nobody perfect kan? Orang tua gak akan selalu jadi apa yang kita pengen. Tetaplah bersyukur. Lihat yang diluar sana, anak-anak yang di eksploitasi sama orang tuanya. Ngamen dan ngemis sepanjang hari, sementara orang tuanya duduk di pinggir jalan. Sedangkan kita? Dapet pendidikan, perhatian, kasih sayang, kitanya aja yang nggak bersyukur dan akhirnya ngerasa itu semua kurang. 

Ayolah bersyukur teman-teman, apapun yang kita miliki, yakinlah diluar sana ada yang lebih parah dari kita. Allah maha pemberi, bagi hambanya yang selalu bersyukur :) Mari bersyukur dan nikmati hidupmu!

I (won't) give up

Jam 02.20. Sudah lewat tengah malam, dan mata masih (dipaksa) nggak ngantuk. Mata kuliah lagi pada cari-cari perhatian. Dipastikan hingga akhir December saya akan selalu hectic. Selesai tugas yang satu, nggak akan bisa bilang "finally" karena tugas lain menanti. Bosan. Kalau aja nggak inget jungkir balik masuk UGM, mungkin saya akan ngibarin bendera putih sambil bilang "I GIVE UP, LECTURER! YES, YOU ARE THE WINNER". 

Otak saya terus-terusan bekerja. Tiga hari ini saya nggak pernah tidur pulas. Sehari cuma tidur paling lama 4 jam. Itu pun tidur-tidur ayam karena merasa punya hutang sama tugas. Tugasnya nggak main-main lho. Yang paling menguras energi dan perasaan di minggu ini adalah tugas pembuatan kampanye sosial. Saya ngambil tema tentang eksploitasi anak di kota Jogja, dan beberapa hari saya disibukkan mencari data yang relevan, bahkan turun langsung buat ngobrol sama anak-anak jalanan. That was fun, but I'm tired. Belum lagi tugas desain komunikasi visual saya, penelitian komunikasi organisasi saya, dan ribuan kata yang harus saya tata menjadi sebuah paper. Thanks Allah, I grow with this assignment.

Saya bukannya nggak bersyukur sama anugerah Allah selama ini. It's too much gifts from you, God. Banyak kejutan-kejutan, banyak kejadian-kejadin selama kurang lebih 1,5 tahun saya memulai hidup baru di Jogja. Dunia perkuliahan keras, bro! Kalau waktu SMA dari pagi sampe sore sekolah, lanjut les, terus tidur da begitu seterusnya, 1,5 tahun ini banyaaaaakkk banget hal yang saya alami. Ada yang bikin seneng, ketawa ngakak, nangis sendiri, kecewa, merasa terkhinati. *BLAH! 

But that's life. People come & go. But the best will stay longer. Ternyata banyak pengalaman yang bikin jantung saya naik turun. Banyak karakteristik orang yang saya pelajari. Banyak yang baik, banyak juga yang sok baik. Banyak yang bener-bener polos sampai terkesan nggak tau apa-apa, tapi lebih banyak lagi yang kepolosannya dibuat-buat. Kalau orang pada bilang Jakarta keras, menurut saya Jogja lebih keras bung!

Nggak terasa saya melewati hampir setengah perjalanan saya. Dengan target lulus 4 tahun, sampai detik ini saya optimis itu bisa terlaksana. Kuncinya ya bertanggung jawab. Bertanggung jawab kepada Allah, orang tua, dan diri sendiri. Bertanggung jawab kepada hidup, termasuk kuliah. Saya nggak suci kok, sering banget TA (titip absen). Tapi resiko mengejar pelajaran yang ketinggalan juga harus diterima. Belum lagi penyakit aneh saya, yaitu ga bisa ngerjain tugas kalo nggak dipepet deadline. Sekarang sih udah mulai dikurangi, karena tugasnya terlalu banyak dan nggak mungkin dikerjain dalam waktu semalam.

Semester 3 hampir selesai, tinggal 1 bulan lagi. Tapi saya rindu semester 1. Saya kangen karaoke, jalan-jalan, hang out, berlama-lama di tempat makan. Itu semua udah tinggal kenangan yang masih nggak ikhlas saya tinggalkan. Aktivitas saya berubah drastis di semester 3. Kuliah, makan, kuliah, ngerjain tugas, main. Mainnya juga cuma sebentar. Masalahnya, temen-temen saya juga sibuknya nggak ketulungan. Apalagi hectic minggu ini yang bikin kalori entah terbakar berapa.

Kehidupan masih akan berjalan, tidak peduli saya lelah atau tidak. Tugas masih akan selalu ada, nggak peduli mata panda saya makin parah. Ya, hidup bukan seperti mendengarkan musik dari mp3 dan kita bisa memilih lagu seperti kita. Hidup seperti mendengarkan radio, kita harus bisa menerima musik apapun yang diputar. Suka atau tidak suka. Peduli atau tidak peduli. 

Jadi, saya cuma mau bilang, I won't give up till God stops my breathe. Selamat datang detik-detik menegangkan dan super hectic di ujung semester 3. Saya tantang anda, kita buktikan di akademika.ugm.ac.id :) Bubbye...


Jumat, 18 November 2011

Enam Tahun Yang Lalu

Enam tahun yang lalu...
Aku sedang merasakan cinta pertama
Dengan kamu
Kamu yang saat itu aku pandang sebagai satu-satunya makhluk sempurna
Aku bahagia. Dulu

Kamu tahu? Aku rindu
Rindu menyusuri sepanjang jalan itu penuh canda tawa
Seperti tidak ada derita masa remaja
Aku, kamu, kita
Menyusuri jalan dengan baju putih biru

Saat itu, kamu segalanya
Magnet yang mampu menarikku untuk terus masuk sekolah
Magnet yang membuatku seakan lupa segalanya
Aku merasakan magnet itu
Magnet yang mereka bilang akibat cinta monyet

Meski seiring waktu kamu tak lagi special
Meski seiring waktu kamu tak menguasai pikiranku lagi
Meski seiring waktu banyak lelaki datang dan pergi
Aku masih menyimpan rindu

Buku dengan goresan gambar masih tersimpan rapi
Enam tahun yang lalu
Aku rindu sikap cuek, pemaksa, pemarah, egois
Aku rindu kamu

Sekarang kamu pasti sudah berubah
Kamu pasti sudah tahu bagaimana cara mencintai
Kamu pasti sudah khatam bagaimana cara menunjukkan cinta
Aku yakin
Karena untukku, kamu selalu hebat

Waktu memang telah menakdirkan bahwa perpisahanlah yang terbaik untuk kita. Tapi mereka benar, cinta pertama takkan pernah terlupakan.

Jumat, 11 November 2011

If You Only Know

"Kak, pulang sekolah ke Pasar Baru yuk."
"Kak, besok mau dimasakin apa?"

Kata-kata itu hampir tidak pernah terdengar lebih dari 1 tahun. Satu tahun terakhir di hidupku berjauhan denganmu. Satu tahun terakhir ketika aku bangun tidur, alarmlah yang berbunyi. Bukan sapaan dan gertakanmu. Satu tahun terakhir di hidupku bahkan ketika aku harus mencari dan menentukan sendiri apa yang akan aku makan.I miss you, Bunda.

I miss you Bunda. Itu yang selalu membuatku ingin dan ingin kembali ke Jakarta. "Kamu harus bisa maju kak, kamu harus sukses". Kata-kata itu yang selalu berhasil menahanku dengan segala kesendirianku di kota ini. You are so precious! That's all. No word can describe you!

Ketika nilai di portal akademik keluar satu per satu dan ada nilai buruk di lembaranku, aku tidak kecewa. Aku hanya takut mengecewakanmu. Aku hanya takut engkau merasa kusakiti dengan ini semua. Sangat takut sehingga bahkan untuk memasukkan username dan password ke dalam portal akademik UGMpun tanganku bergetar.

Untuk semua curahan hati kita, untuk semua yang telah kita lewati bersama, aku hanya ingin mengungkap kata, "aku merindukanmu"

Selasa, 08 November 2011

Karimun Jawa part 1

What makes your holiday feels so damn cool? Two reasons, your partners and the place you visit.
Setelah bulan April 2011 iseng-iseng browsing tempat liburan asyik, akhirnya gue, Pricil, sama Evint nemuin satu tempat yang masih terjangkau tapi kece. Yes, Karimun Jawa. Meski terpisah dari Pulau Jawa, Karimun Jawa masih termasuk daerah Jepara, bisa ditempuh sekitar 6 jam dari pelabuhan Kartini, Jepara. Akhirnya setelah browsing sana-sini, telfon berbagai macam travel agent, dan finally fix mendaftarkan diri, akhirnya kami berangkat juga. Perjalanan berangkatnya agak rumit sih, karena sejujurnya kita nggak dapet travel langsung ke Jepara. Ditambah lagi kita harus sampai di pelabuhan Kartini jam 8 pagi.

Hari pertama, kita berangkat dari Jogja jam 8 pagi, dengan gaya yang udah semangat banget traveling. Dari terminal Jombor, kita naik bis ke Semarang, terus lanjut lagi bis ke Pati sekedar untuk singgah mengingat letaknya yang nggak terlalu jauh dari Jepara. Sepanjang jalan masih belum ada rintangan berarti. Yaiyalah, orang semuanya tidur pules. Kita sampai di Pati sekitar jam 3 sore. Ah, sedih sama kota kecil ini. Kota kecil almarhum eyang kakung. Di Pati kita udah di booking in hotel sama Valdo, temen kita yang juga bakalan ikut ke Karimun Jawa.

Begitu sampe hotel, penderitaan dimulai. Kita ber5 (Gue, Gilang, Evint, Pricil & Kevin) dibuat kaget sama hotel itu. Gilaaaaa, I never imagine a hotel like that can be exist! Bentuknya kayak rumah Belanda bercat warna hijau. Bangunannya malah agak-agak betawi, dengan lorong panjangnya. "Yakin nih, ini hotelnya?" ga sengaja gue nyeletuk kayak gitu. Nggak ada meja receptionist kayak hotel-hotel pada biasanya. Pembayaran dilakukan langsung kepada si empunya hotel. Akhirnya kita masuk kamar, daaaaannnn..... jeng jeng jeng! Gue kayak keserang sakit jantung!

This was the room!
Aneh gue sama si Pricil, kita semua liat kasurnya aja ngantuk jadi ilang, bisa-bisanya dia pose kayak gitu. Hah! Take a look to the wall & bed. Entah ada "bercak" apa disana. Kita sempet 3 kali pindah kamar karena ngerasa kotor lah, apa lah. Padahal semua kamar juga gitu. Lantainya kayak udah seabad nggak disapu. Kolong kasurnya nggak kalah kotor. Kamar mandinya standar, cuma bikin jadi males mandi. Lagi sibuk membayangkan gimana caranya tidur nanti malam, we've found this:
Itu adalah "sesuatu" yang kita temukan di seprai hotel itu. Entah apa, silakan artikan sendiri. Hahaha. Selesai naruh barang, kita semua keluar buat cari makan. Bingung juga karena kok kayaknya jarang tempat makan di daerah hotel itu. Akhirnya nemu juga tempat makan ayam goreng yang rasanya lumayan enak. Balik dari makan, gue, Evint, sama Pricil nggak bisa tidur. Kita mondar mandir keluar masuk kamar. Sedangkan si Gilang sama Kevin udah pules.

Abis magrib, kita keluar lagi cari makan. Kali ini jalannya agak jauh. Dan nggak jauh dari hotel itu, ternyata ada taman kecil di pinggir jalan yang banyak anak-anaknya. Kita nyempetin buat sekedar ngobrol sama mereka. Mukanya lucu-lucu, muka polos yang kayaknya udah jarang gue liat.

Inilah muka polos mereka. Tapi percaya deh sama gue, kalo mereka udah kuliah pasti muka polos nan suci mereka berubah. Matanya berkantung, muka agak kusam karena kebanyakan ngopy, dan jari-jari tangan memanjang karena kebanyakan nari di depan laptop. Dari mereka juga kita dapet advice tempat makan. Begitu kita lagi makan, si anak pake baju biru yang paling kanan itu dateng. Eh, ternyata itu warung punya nyokapnya. Pantesan aja dia ngasih saran makan disitu. Hahahaha.

Selesai makan kita enggak tau lagi gimana caranya membunuh waktu. Rencananya, kita akan check out dari situ jam 4 pagi karena harus sampai di Jepara sebelum jam 8 pagi. Akhirnya kita duduk di teras hotel karena hampir semua dari kita ogah tidur walaupun mata udah berat. Kita ngobrol ngalor ngidul sampe ngakak ngakak sakit perut. Candaan malam itu berakhir sekitar jam 12. Akhirnya kita tidur dengan posisi agak jijik di hotel itu.

Jam 3 pagi kita dibangunin sama Kevin & Gilang. Entah angin apa yang bikin mereka berdua cepet bangun. Begitu denger ketukan pintu, mata kita langsung seger. Setelah kita siap, kita nunggu Valdo. Karena orang Pati asli, dia nggak tidur bareng kita di hotel, tapi di rumahnya. Udah di sms dan puluhan kali di telefon, nggak diangkat! Kita panik!

Setelah nunggu sekitar setengah jam, akhirnya kita memutuskan buat berangkat. Lebih baik ngorbanin Valdo seorang kand aripada kita harus nungguin dia dan kita semua nggak jadi liburan. Waktu kita lagi ninggu bis, Valdo nelefon. Katanya dia baru bangun. Untungnya, bis itu ngelewatin rumah dia, jadi dia masih sempet buat siap-siap sebentar. Dia nunggu di sebuah pasar yang gue lupa namanya apa. Begitu dia naik bis, kita semua baru bisa bernapas lega. Itulah hectic pertama yang mewarnai liburan kita.

Di jalan kita semua dibikin kesel lagi. Supir bisnya saingan sama kura-kura. Bis jalan di kecepatan kurang dari 50 km/jam. Padahal jalanan sepi banget. Perjalanan dari Pati ke Jepara yang diprediksi cuma 2 jam, ngaret jadi 3 jam. Dari jam 7, tour leader udah sibuk nelfonin nyuruh cepet. Ya mau gimana lagi, mungkin tuh supir ada keturunan keong kali. Jam 8 kurang sedikit kita turun dari bis dan lanjut naik becak ke Pelabuhan Jepara. Di pelabuhan, kita diteriakin sama orang-orang disuruh cepet. Pintu kapal udah ditutup pelan-pelan. Untungnya, kita semua masih sempet naik walaupun harus sedikit lompat dan susah payah. That was our second hectic.

Nggak nyangkanya, kapal penuh. Bahkan buat jalan aja susah. Orang nggak cuma duduk, mereka yang nggak dapet tempat duduk tiduran di lantai. Kitapun terpaksa harus ngelangkahi mereka dengan susah payah. Kita akhirnya duduk diatas kapal yang seharusnya nggak boleh untuk penumpang. Posisi kita di depan cerobong asap. Jadi, selama 6 jam perjalanan kita harus menahan panas matahari langsung dan panas dari cerobong asap kapal. Ini dia suasana di atas kapal:
Pricil, yang paling bawel diantara kita jadi pendiem. Tangannya sibuk megangin kantong plastik sama minyak kayu putih. Hahahaha. Ini jadi enam jam terdiamnya Pricil

To be continued....

Let Me Love You

Time runs too far
Leave me all alone with those memories
Gimme lesson how to love
Unfortunately, not to be loved.

I feel relieved yet
Ready yet to say how much I need you
But time goes too fast
And I still missing you.

They've said,
Please love the other
Please open your heart
Please enjoy your life
Please be with me
Please take a real decision

Them whose love me, I do really know
They've said you are a playboy
Do I believe?
Absolutely, I don't

Could you please tell me what's wrong with my life?
Have you know why my laugh changes into a cries?
Still you remember all about us, like me?
So what are you waiting for?
Love? Bullshit!

You asked me to understand you when you're busy
You asked me to understand when you're with her
Someday I'll ask you to understand when I'm stop loving you
Someday......

I've tried, but I can't. Let me love you 'till time goes tired. Let me love you 'till I find another boy who better than you. Sincerely, Devita...

I, you, become US

Time will tear us apart, but our friendship will be stay in my heart. Later, when we see what we have done, I wanna hear from you, "We are best friend. Best of the best."




Kamis, 07 Juli 2011

Tips Maba

Berikut ini adalah tips yang benar-benar subjektif sesuai pendapat dan pengalaman saya selama 1 tahun menjadi mahasiswa baru perantau. Semoga berguna untuk adik-adik yang tahun ini jadi maba (mahasiswa baru).
  1. Bersyukur
    Pastinya, untuk memulai hari-hari baru di dunia perkuliahan, semua harus diawali dengan bersyukur. Bersyukur dengan jurusan dan universitas yang kita dapat. Dengan bersyukur, semangat kita akan lebih terpacu dan hari-hari yang dijalani akan menjadi lebih mudah.
  2. Kenali lingkunganmu
    Untuk yang kuliahnya diluar kota, mumpung libur nih, mendingan sekali-kali pergi ke kampus kamu. Kenali dulu letak-letaknya, kalau perlu cari tau bagaimana fakultas dan universitas kita dimata orang lain, biar kita bisa menempatkan diri dengan baik. Kalau di UGM contohnya, setidaknya kalian harus tau dimana itu boulevard, gelanggang mahasiswa, kopma, rektorat, graha sbha pramana, sampai dimana letaknya fakultas kalian (bulaksumur, sekip, atau pogung).
  3. Cari kost an yang nyaman
    Ini juga penting, berhubung sisa waktu kuliah kalian akan dihabiskan disini. Di Jogja, kalian bisa pilih di daerah Klebengan, Pogung baru, atau Jakal. Pilih juga kos-kosan yang deket, karena biasanya jeda waktu dari mata kuliah yang satu ke yang lain cukup lama, kan lumayan tuh bisa pulang dulu ke kost an. Selain itu, yang paling penting adalah mencari kost an yang strategis. Misalnya deket dari tempat fotokopian dan warung makan. Di Jogja ada berbagai macam kost an, dari yang sederhana, sampai yang mewah. Silakan pilih, kalau gue sih lebih milih yang ibu kost nya baik :)
  4. Teman yang sejenis
    It's important! Temen yang sejenis maksudnya, misalnya kita suka humor, pilih temen yang selera humornya bagus banget. Sadar nggak sadar, jadi anak kost itu akan menghabiskan waktu sama temen. Contohnya makan. Bete juga dong, tiap hari makan sendirian? Makanya, temen bisa dibilang sebagai keluarga kedua
  5. Belajar manage uang
    Jadi anak kost, kita gak bisa ngandelin siapa-siapa. Makanya, pinter-pinterlah mengatur arus keluar-masuknya uang. Bagusnya sih punya tabungan khusus, karena kuliah akan banyak kebutuhan yang tidak terduga.
Segitu dulu yaa tips nya, semoga berguna :D

Selasa, 05 Juli 2011

Change

  1. Bergantung sama alarm.
    Ini kebiasaan baru selama di Jogja. Dalam satu minggu, pasti ada beberapa hari yang kuliah pagi. Berhubung nggak ada yang bangunin, gue emang jadi kecanduan alarm. Di hp udah di set alarm jam setengah 7 pagi di hari-hari tertentu. Ditambah lagi gue set snooze minimal 10x. Tapi tetep aja, sering banget tuh alarm hp serasa useless. Bukan karena rusak, tapii karena gue yang terlalu kebo sampe gak denger bunyi alarm nya -___-
  2. Gak terbiasa jalan kaki
    Dulu waktu masih SMA selalu jalan kaki walaupun deket. Misalnya dari sekolah ke tempat naik mikrolet, terus daru turun mikrolet sampe naik bis. Tapi semenjak kuliah di Jogja, gue amat tergantung sama si motor. Kemana-mana pake itu. Bahkan ke burjo yang gak sampe 100 meter dari kosan aja naik motor. (pantesan makin gemuk :p)
  3. ATM
    Menurut gue ini mesin keramat banget! Berhubung gue boros, makanya setiap abis dapet jatah bulanan gak gue ambil semua. Diambil secukupnya untuk sekitar 5 hari. Jadi setiap 5 hari sekali gue biasanya ke ATM. Untungnya, ma***ri ada dimana-mana.
  4. Lebih mandiri
    Kesannya sombong banget ya dari point yang keempat ini. Tapi serius deh, jadi anak kos ternyata tuh menuntut kemandirian. Ngapa-ngapain sendiri. Dari mulai bangun tidur, sampe tidur lagi. Ngarapihin kamar juga sendiri. Kecuali nyuci sih. Bukannya pemales, tapi gue ogah naik ke lantai 3 kosan cuma buat jemur. Please deh, di Jogja laundry banyak. Hahahaha :D
  5. Manage to survive
    Mendadak jadi kayak ibu-ibu banget. Dari mulai uang makan, uang jalan-jalan, sampe uang kuliah harus diatur sendiri. Tapi ternyata gue belom bisa tuh ngatur uang. Jarang ada surplus dari uang bulanan gue, deposit sih hampir selalu. Jangan ditiru yaaa.

Rabu, 22 Juni 2011

Facts about me

1. cablak tapi cengeng.
Iya, gue emang suka banget ceplas ceplos. Menanggapi suatu hal, kadang sebelum otak gue berpikir, semuanya udah meluncur bebas dari mulut. Tapi ya itu, gue cengeng banget. Sedikit-sedikit nangis. Selain itu juga suka mikirin apa yang terjadi, susah banget buat cuek. Dan setiap mikirin sesuatu, biasanya terus nangis. Apalagi kalo suasananya di dalem kamar sendirian dengan lampu tidur dan lagu galau. Mendukung banget deh buat nangis!

2. I'm in love with.... Seafood
Especially cumi-cumi. Gilaaaaa, gak kebayang deh gimana rasanya kalo gue jadi penderita alergi seafood.

3. Seneng Nulis
Dari kecil adaaaaaa aja yang ditulis. Entah udah berapa buku diary yang udah gue coret-coret.

4. Passion on.... Public Relations
Setelah setahun di komunikasi ugm, akhirnya gue punya tujuan 'hidup' juga. Setelah galau komunikasi media & jurnalistik atau komunikasi strategis, akhirnya gue memilih konsentrasi komunikasi strategis dengan konsentrasi public relations & advertising. Tapi berhubung nggak begitu suka sama iklan, yasudahlah PR aja :D

5. Takut Ketinggian
Amit-amit banget kalo disuruh naik tornado, histeria, atau bungee jumping. Liat ke bawah dari lantai 5 aja takutnya setengah mati. Hiiiiiyyyy..

6. Life is an adventure
Let's go on vacation! I love it! :D

Senin, 13 Juni 2011

Perubahan Itu PERLU

Perubahan itu hak setiap orang. Dalam sebuah tag line iklan, ada yang menyatakan: "Perubahan itu perlu". Orang yang hari ini, jam ini, dan detik ini tertawa denganmu bisa saja meninggalkanmu dalam hitungan menit. Mereka yang selalu menangis bersamamu bisa saja tiba-tiba pergi dari hidupmu. Dan mereka yang tidak pernah ada dalah jajaran orang pentingmu, bisa saja tiba-tiba menyelusup masuk tanpa izin dan membuat hidupmu lebih berwarna.

Adalah sikap manusiawi untuk berubah. Aku, kamu, mereka semua. Silakan berubah. Kenapa tidak? Banyak pencuri yang menjadi ustadz, banyak artis yang menjadi anggota dewan, dan banyak wanita baik-baik yang menjadi pelacur? Perubahan tidak harus ke arah yang lebih baik, bukan? Jika tawa saja bisa sebegitu mudah menjadi tangis, jika tangis bisa secepat kilat menjadi tawa, mengapa masih ada diantara kita yang berkata, "Aku nggak suka sama kamu, KAMU BERUBAH!"

Sabtu, 11 Juni 2011

Portal Bikin Galau

Dua hari kemarin ribuan mahasiswa UGM, khusunya Fisipol dibuat ketar-ketir sama website www.akademika.ugm.ac.id, web yang biasanya dikunjungi mahasiswa sekitar 6 bulan sekali. Website yang biasa disebut portal akademik ini hanya bisa dikunjungi civitas akademik UGM, karena masuknya harus pake username & password. Di dalamnya ada akses kartu rencana study, daftar mata kuliah yang ditawarkan, sampai kartu hasil study setiap semester. Di awal, adanya sistem portal akademik ini memang dinilai "keren" karena tidak semua universitas memilikinya.

World Class Research University. Yes, itulah sebutan untuk kampus kerakyatan yang katanya menjadi universitas nomer satu se-Indonesia. Gue pribadi nggak memungkiri berbagai fasilitas kelas atas yang didapat di UGM. Dari mulai fasilitas kampus yang memadai, gedung baru yang difasilitasi lift & sistem parkir basement, adanya prosedur KIK sehingga kampus menjadi lebih privat, hingga jaminan kesehatan para civitas akademiknya di GMC (Gadjah Mada Center). Berbagai fasilitas itu seperti menjadi pendukung utama disebutnya UGM di deretan universitas papan atas Indonesia.

Belum lama ini sahabat gue dari Jakarta dateng. Setelah ngejemput dia di Malioboro, kita rencananya ke kosan gue, lewat kampus. Begitu masuk lewat bunderan UGM, dia tercengang ngeliat UGM yang menurutnya mewah. Padahal dia juga kuliah di kampus elite di Jakarta. Menurut gue emang wajar, siapapun yang masuk ke UGM pasti menilai kampus ini mewah, selain dibangun di tanah luas, fasilitasnya juga oke punya.

Belum habis pro dan kontra masalah KIK (Kartu Identitas Kendaraan) yang menjadi polemik berbagai kalangan, UGM lagi-lagi dinilai mengecewakan mahasiswa. Masalahnya ya portal akademik yang error di masa pra-KRS. Tanggal 9 Juni kemarin, yang merupakan hari pertama pra-KRS para mahasiswa udah ready di depan layar PC mulai jam 12 malam. Tujuannya adalah biar bisa dapat dosen yang menurutnya nyaman, serta bisa memilih kelas yang mereka mau. Tapi ternyata portal berulah. Nggak bisa di log-in dan cuma bertuliskan "502 gateway".

Mahasiswa mulai marah, tapi tetap setia menunggu sampai pagi. Beberapa teman saya rela ke warnet yang katanya aksesnya cepet demi KRS-an. Bahkan ada salah satu teman yang sampai menghabiskan Rp 40.000! Harga yang fantastis untuk anak kosan. Tapi tetap, hasilnya nihil. Sampai pagi portal masih ngadat. Siangnya, beberapa orang bisa KRS-an. Tambah ributlah para mahasiswa. Mereka semakin takut nggak dapet kelas dan dosen yang diinginkan. Sampai besoknya, tanggal 10 Juni, KRS belum juga bener.

Semakin emosilah ketika jam 7 malam, diumumkan bahwa pra-KRS ditutup karena sistem servernya error. Alasan yang nggak logis untuk universitas sekelas UGM. Kalau alasannya karena terlalu banyak yang login, bukannya setiap semester juga begitu? Lantas mengapa tidak ada yang mencetuskan untuk membagi server per fakultas, biar login nya nggak terlalu banyak. Toh kalaupun memang belum siap KRS-an, tinggal diumumin aja kalo KRS an diundur.

Disadari atau tidak, keterlambatan kampus dalam menangani masalah sepele ini berakibat buruk bagi banyak pihak. Banyak mahasiswa yang dalam 2 hari nggak tidur nungguin server bener, banyak yang nggak punya internet dan rela ke warnet berjam-jam, banyak yang melupakan tugas dan terpaku kepada KRSan, dan masih banyak kesengsaraan yang lainnya. Mungkin UGM menilai ini hanya kerusakan kecil, tapi tidak bagi mahasiswa yang ketar ketir menunggu KRS yang merupakan penentuan nasib selama 6 bulan ke depannya.

Kerusakan sistem portal akademik juga terjadi semester lalu, di kartu hasil study. IP tidak berubah meski nilai mulai bermunculan. Semoga ke depannya, apapun alasannya, UGM beritikad baik menyelesaikan masalah mendasar ini. Karena kerusakan portal adalah kesengsaraan ribuan mahasiswa, disadari atau tidak.

Jumat, 03 Juni 2011

Dear Diary

Dear diary... Hari ini aku blablablablaaaaaaaa..

Yes, itulah permulaan kata setiap nulis di buku diary/buku harian. Waktu zaman gue SD/SMP, internet belum merajalela. Belum ada facebok, twitter, apalagi blogspot. Padahal dari dulu gue hobi banget nulis. Apapun gue tulis. Dulu waktu masih kelas 1 SD dan baru bisa nulis, bagian belakang buku tulis gue penuh dengan tulisan ceker ayam yang ga penting. Dari mulai nama-nama sepupu gue, sampe barang-barang yang gue pengen banget.

Waktu kelas 3 SD, gue dapet buku diary pertama dari nyokap. Gambarnya mickey mouse warna pink. Setiap hari selalu gue isi apa aja. Dari mulai kegiatan dari pagi sampe sore, makan apa aja hari ini, keadaan di sekolah, dll. Karena sering diisi, buku itu lama-lama abis. Jadilah gue punya ritual baru yakni beli buku diary secara berkala. Dulu itu bokap sama nyokap gue seneng banget ngajak gue ke Gramedia, terutama Gramedia Matraman yang dulu jadi sentral Gramedia di Jakarta.

Nah, setiap ke Gramedia itulah yang pertama gue incer adalah buku diary. Dari mulai yang kertasnya warna warni, ada gemboknya, sampe buku diary yang tebelnya hampir sama kayak Al-Quran. Diary yang paling berkesan itu diary SMP yang gue beli di Tangkuban Perahu. Kertasnya tebel dan warna coklat. Di depannya ada nama gue yang sengaja di pesen pas beli. Walaupun nggak tebel, tapi bentuknya unik. Yang lebih unik, diary itu adalah diary khusus yang menceritakan gue sama pacar pertama. Hahahahahaha!

Begitu masuk SMA, gue masih tetep nulis diary walaupun gak sesering dulu. Diary SMA ada gemboknya, kertasnya lucu bermotif gambar, dan itu dikasih sama sahabat gue, INA IDOLA. Jadilah diary gue dan dia sama. Bedanya, punya si Ina malah dia jadiin buku catetan yang tiap hari dia bawa ke sekolah. Sedangkan punya gue, ya gue simpan rapat-rapat dong di rumah.

Buku diary SMA itu isinya serba ada. Dari mulai terpesona sama cowok ini, terus pacaran sama yang ini, putus, pacaran lagi, begitu juga seterusnya. Ada juga umpatan-umpatan kesel kalo lagi dimarahin ortu. Hahahaha. Satu lembar diary itu ada bekas basahan air mata dan tinta yang luntur karena gue tulis waktu kakek meninggal sambil menangis tersedu-sedu :(

Zaman udah semakin berganti dan semakin canggih. Mungkin udah ga ada lagi orang yang punya diary. Gue pun begitu, walaupun sampe sekarang kalo ke toko buku suka ketawa sendiri liat diary-diary yang lucu. Sekarang gue lebih memilih menyimpan semuanya rapat-rapat di dalam hati. Kalo nggak terlalu pribadi ya di share di blogspot. Good bye diary!

Selasa, 31 Mei 2011

Jogja Istimewa

Baru-baru ini lagi ramai berita yang menyebutkan Jogja sebagai kota ternyaman se-Indonesia. Gue pribadi setuju sama berita tersebut. Hampir satu tahun di Jogja, mungkin sedikit banyak gue tau tentang kota Jogja, terutama tentang berbagai spot menarik khas mahasiswa. Mendengar kata Jogja, gue sendiri masih percaya nggak percaya kalo pada akhirnya gue harus melanjutkan study disini at least masih untuk 3 tahun ke depan. Itupun kalo kuliah gue lancar dan sehat wal afiat.

Kota Jogja memang nggak sebesar Jakarta, tapi justru dengan begitulah gue ngerasa nyaman. Masalahnya, kalo mau kemana-mana jadi deket. Kosan gue yang masih berada di kawasan kampus ugm sudah pasti memudahkan gue kalo kuliah. Naik motor ke kampus juga nggak sampe 5 menit. Selain itu, di daerah kosan gue juga bertebaran berbagai tempat makan. Dari mulai burjo, rumah makan padang, soto, mie ayam, dll.

Berhubung dari kecil itu gue paling males kalo cuma diem aja di tempat tinggal, jadilah kerjaan sampingan gue di Jogja selain kuliah itu melancong sama temen-temen. Ini juga didukung dengan spot-spot terbaik yang ada di Jogja. Kalo cuma punya waktu sedikit, ya tinggal dateng aja ke malioboro yang cuma 10 menit dari kosan gue. Di malioboro kita bisa belanja dengan harga murah asal pinter nawar. Kalo waktunya agak lenggang, biasanya main ke Parangtritis, Merapi, atau daerah wisata Keraton. Malem-malem itu ya tetep paling enak nongkrongnya di alun-alun kidul sambil minum wedang ronde panas.

Gue sering banget check-in di foursquare berbagai tempat yang gue datengin. Dan biasanya komentar orang-orang adalah, "Kamu kuliah apa main sih, Dev?" hahahaha. Mungkin itu karena gue kebanyakan check-in tempat-tempat yang lebih dikenal orang sebagai tempat wisata. Tapi spot favorit sih di km 0 Jogja, perempatan kantor Pos & BNI yang menghubungkan Jl. Malioboro sama kawasan Kraton.

Satu tahun di Jogja bobot gue nambah 10 kg. Ini diprotes abis-abisan sama keluarga. Takut diabetes lah katanya. Maklum, nyokap ada diabetes yang kemungkinan besar nurun ke gue. Gue juga gak ngerti kenapa bisa naik segitu banyaknya. Makan juga padahal gak lebih dari 3 kali, walaupun memang porsinya banyak sih. Nah, masalah makanan di Jogja memang membangkitkan selera banget nih.

Jogja yang dikenal dengan gudeg, gue malah baru 3 kali makan gudeg dalam 1 tahun terakhir ini. Pertama sama bokap di jl. Malioboro (sekedar info, gudegnya jauuuuhhh lebih mahal dari harga standar), kedua sama si Evint di daerah kosan, dan yang terakhir makan sendiri di Wijilan. Pernah denger dari temen gue yang asli Jogja, katanya gudeg yang paling enak dan murah itu ya di daerah Wijilan, terutama gudeg Yu Djum. Yang paling gue suka ya penyetan mas kobis. Ini ada di Jl. Alamanda, sebelah timur teknik UNY. Dengan cabai yang bisa kita tentuin sendiri, kayaknya rasa mas Kobis belom ada yang bisa ngalahin. Nyokap sama sahabat gue, Okky aja sampe nagih.

Surganya anak kos adalah burjo!! Awalnya gue kira di burjo itu jualannya cuma bubur kacang ijo, tapi ternyata justru bubur kacang ijo di burjo itu bukan jadi menu andalan. Biasanya, yang banyak dimakan anak-anak kost yang makan di burjo itu magelangan, nasi telur, atau nasi sarden. Gue aja baru satu kali makan burjo di burjo. padahal ke burjo udah ratusan kali. Hahaha. Burjo langganan gue itu ya sami asih. Burjo 24 jam yang ada di daerah swakarya. Jadi kalo laper jam 2 pagi, sami asih siap sedia melayani.

Dari dulu, gue adalah penggila sea food. Tapi justru baru beberapa minggu lalu nemu sea food enak dan murah di Jogja. Letaknya di sebelah utara Jogjakarta Plaza Hotel. Namanya Mirosa Seafood. Awal nemu tempat ini nggak sengaja, cuma sembarang nyoba aja. Nggak taunya rasanya jempolan!! Harganya juga murah. Nasi goreng sea food dengan cumi dan udang yang besar-besar cuma di bandrol 8rb. Satu porsi cumi/udang/ikan kisaran harganya 12 ribu. Mahasiswa bangeeeetttt!!

Biasanya kalo nyokap ke Jogja, dia minta diajak makan pecel. Dari dulu nyokap emang favorit banget sama pecel. Nah, untungnya di daerah kosan gue, Klebengan, ada rumah makan pecel yang udah terkenal dan rasanya juara banget. Namanya SGPC Bu Wiryo. Orang Jogja pasti tau banget nih! Harganya juga standar mahasiswa, tapi rasanya enak banget. Kalo musim liburan atau weekend, pengunjung SGPC ini rame banget. Parkir mobilnya sampe memakan bahu jalan. Biasanya adalah mobil-mobil berplat B.

Nah, kalo bokap itu penggemar soup. Jadilah tiap doi kesini gue berkewajiban ngajak makan di sop Pak Min Klaten. Ada yang di Jakal km 5, ada juga yang di daerah Sagan. Harga sop di Pak Min emang agak mahal, lebih mahal dari sop kebanyakan. Tapi gue rasa, sebandinglah sama rasanya yang emang enak banget. Kalo soto, gue suka banget sama yang di jalan mangga, Klebengan. Sotonya cuma grobak pinggir jalan yang dikasih tikar. Enak, harganya juga murah. Satu porsi cuma 4 ribu. Belom lama ini, temen gue ngasih tau tempat makan soto, namanya soto Pak Ngadiran yang juga ada di daerah Klebengan. Rasanya juara, walaupun agak lebih mahal dari soto grobak.

Itulah mengapa berat badan gue terus terusan naik dengan drastis. Hahahahaha. Nah, kalo dari awal bulan wisata kuliner, biasanya akhir bulan pasti kere. Pernah waktu itu masih harus bertahan hidup seminggu dengan sisa uang 100 ribu. Alhasil, gue sama sahabat gue, Evint, beberapa malam berturut-turut makan nasi kucing di Angkringan Klebengan. Walaupun awalnya gue gak terlalu suka, tapi sekarang malah sering makan nasi kucing. Harganya murah, satu bungkus cuma seribu! Gorengannya juga masih 250 perak. Jadi setiap akhir bulan, lari lah gue dan temen-temen ke nasi kucing :D

Dengan sistem kota yang nggak kalah kebat dari Jakarta, gue tetep kagum sama Jogja. Kebudayaan di Jogja nggak luntur meski banyak pendatang. Kalo pada ke Jogja, coba deh perhatiin plat nomer kendaraan. Kayaknya yang berplat AB sama banyaknya sama yang berplat lain. Hebatnya, Jogja tidak pernah kehilangan pesona bagi turis meski baru aja diguncang letusan merapi beberapa bulan lalu. Ah, jogja memang istimewa.

Jumat, 20 Mei 2011

PTN ooh PTN

Setelah pengumuman kelulusan tingkat SMA dan sederajat tanggal 16 Mei lalu, kayaknya adek-adek yang baru lulus belum sepenuhnya berbangga diri. Seperti tradisi dari tahun ke tahun, yang menjadi penyebabnya adalah Perguruan Tinggi Negeri. Dengan bangku yang terbatas, PTN ternyata masih punya "pesona" yang begitu menggiurkan bagi para lulusan SMA. Makanya gak heran, biarpun PTN mulai berlomba-lomba memasang tarif lebih tinggi dari PTS, itu gak jadi masalah, soalnya begitu masuk, PTN pasti akan menawarkan banyak beasiswa.

Trus sebenernya, apa bedanya PTN sama PTS? Alasan pertama, telah menjadi "mind set" di berbagai kalangan bahwa nama besar sebuah PTN nantinya akan bisa membantu kita bersaing di dunia kerja. Kedua, jumlah PTN tidak sebanyak PTS. Jumlah PTN di setiap kota biasanya paling banyak 2. Misalnya, di Jakarta ada UNJ (Universitas Negeri Jakarta), di Bandung ada UNPAD (Universitas Padjajaran), di Jogja ada UGM & UNY, dll. Lantaran jumlah yang tidak banyak, maka wajar jika PTN jauh lebih diminati. Ini juga tentunya berbanding lurus dengan kualitas.

Harus kita akui, pada kenyataannya PTN memang memiliki magnet tersendiri. Setiap tahunnya, dari berbagai jalur masuk yang dibuka, ratusan ribu bahkan jutaan lulusan SMA se-Indonesia bersaing ketat untuk mendapatkan satu bangku. Dari mulai jalur SNMPTN sampai jalur mandiri yang dibuka masing-masing Universitas, pada kenyataannya tidak pernah sepi peminat. Ini bertolak belakang dengan PTS, dimana tidak akan ada kata "tidak diterima" dari pihak universitas. Asalkan memunuhi syarat, semua pasti diterima. Bahkan, beberapa PTS sampai harus melakukan promosi school to school untuk menarik peminat.

Maka adalah hal yang wajar, jika pasca pengumuman berbagai tes PTN, ratusan ribu pendaftar yang merasa telah mempersiapkan diri dengan baik harus menerima pil pahit. Berbagai cara mungkin sudah ditempuh. Dari mulai ikut bimbingan belajar, intensif, hingga berkali-kali mengulang pelajaran di rumah. Persaingan masuk PTN setiap tahunnya sudah pasti memiliki sensasi tersendiri. Namun pada kenyataannya, yang diterima di PTN sebenarnya bukan hanya orang-orang pintar, melainkan orang-orang yang beruntung.

Dan yang harus disadari, bagi adik-adik yang sudah resmi diterima di PTN, sebaiknya jangan berbangga diri dulu. Ujian lebih kuat siap menantang di depan mata. Dunia kuliah selalu menuntut waktu dan energi kita. Belum lagi materi yang didapat selalu tidak mudah. Tetap semangat mahasiswa!

Rabu, 11 Mei 2011

G. bye

Someday, I'm sure time will tear us apart. But at least, in my heart, blood, and mind, you've been stuck here for a while.

I said I'm okay, but there is a little hurt, pain, and sorrow behind it.
I said I don't even care, but there is a little know behind it.

Whatever I do, wherever I go, I always remembering you like a crazy. Maybe, I can forget people whose laugh with me, but I won't forget people whose cry in a cold night. I do really care about your happiness. That's why, sometimes I really don't care about mine. I do too many effort to make you laugh while you tell a hurt story. And I really wanna do anything just for your 'lil smile, I would walk in a thousand miles!

A bit hurt for crazy love. A little smile for the damn feel.

Sabtu, 07 Mei 2011

Prinsip Rafting

Rafting atau olahraga arung jeram belakangan semakin merebak dimana-mana. Nah, selesai UTS kemaren gue bareng temen-temen yang lain mencoba rafting untuk pertama kalinya di sungai Elo, Magelang. Dengan harga Rp 100.000/orang, fasilitas yang didapat cukup mumpuni. Mumpung juga baru selesai UTS, akhirnya waktu itu gue dan 5 orang teman rafting disana. Seru banget. Pelayanannya keren. Di tengah perjalanan, kita duduk di pinggiran sambil minum kelapa muda dan beberapa kue tradisional.

Menggunakan jasa Kompas Adventure, kita mengarungi sungai Elo kurang lebih 3 jam, dipandu oleh Pak Tekno yang ahli banget. Kebetulan, karena kita pemula, kita sengaja memilih sungai Elo yang arusnya nggak terlalu deras. Sebenarnya rafting nggak terlalu susah kok. Begitu ada arus, si pemandu akan bilang "stop". Itu tandanya kita harus berhenti ngedayung dan pegangan ke tali yang ada di pinggir perahu. Nah, waktu itu salah satu temen gue, Pricilia, gak denger pak Tekno bilang stop. Di arus, dia masih aja ngedayung sementara yang lain sibuk pegangan di tali. Pluuung! Badan kecil mungil si pricil dengan sendirinya nyemplung ke sungai. Kita semua kaget. Mukanya si Prisil panik. Gue yang kebetulan posisinya deket sama dia jatoh, nggak bisa nahan ketawa. Waktu mau bantuin dia naik ke perahu, tangan gue bener-bener lemes seketika. Akhirnya, tawa kita semua meledak. Begitu sampai di tempat yang nggak ada arusnya, pak Tekno dengan baik hati mengizinkan kita berenang.

Awalnya sempet takut juga, jujur yang gue takutin adalah susah naik ke perahunya lagi. Entah kenapa, waktu berenang pelampung gue kayak disfungsi. Kayaknya mau kelelep ajaaa. Arus kecil terus ngebawa kita. Evint keliatan amat sangat menikmati. Tapi gue sama Rindy, terjebak di pinggiran tebing yang banyak bambu-bambunya. Kita berusaha menggapai tangannya Prisil yang posisinya rada di tengah. Tapi entah dengan unsur balas dendam atau apa, bukannya nolongin si Prisil malah ngetawain kita. Hahahahahaha! Akhirnya gue dan Rindy terpaksa masukin kepala ke air biar nggak kena bambu. Nggak lama, Pak Tekno ngasih kita tantangan. Tantangannya adalah kita semua harus berdiri di pinggir perahu, dengan tangan bergandengan, tapi nggak boleh jatoh. Sementara beliau berusaha memutar-mutarkan perahu. Di tantangan itu, setelah beberapa kali kita semua akhirnya jatoh. Gue, Rindy, Gilang, Pricil, Dhani, jatuh ke dalam perahu. Tapi anehnya, si Evint jatoh sendiri ke air. Hahahaha. Lagi-lagi tawa meledak. Ditambah ekspresi Evint yang bukannya ketakutan dan kaget, tapi dia malah ketawa kesenengan. Akhirnya kita yang mau nolong pun jadi ketawa ngakak. Selesai menghabiskan 3 jam yang melelahkan tapi juga seru ini, kita semua makan di pinggir kolam.

Disinilah segala celoteh dimulai. Nah, akhirnya kite ber6 berprinsi "Saat rafting, kawan dan lawan itu beda tipis". Hahahaha. Ini bisa dilihat dari waktu ada teman yang dalam bahaya, naluri menolong kita ternyata lebih kecil daripada naluri ketawa. Kemudian prinsip itu kita kenal dengan "prinsip rafting". Jadi, begitu di kampus ada yang rada egois, nggak setia, atau apapun itu, kita semua sambil ketawa selalu bilang, "Wah, prinsip rafting banget nih!"

Rabu, 04 Mei 2011

B 6401 PKE

Hey, kamu!
kamu itu cuma kendaraan beroda dua. Tapi kenapa bisa membuat hidupku lebih mudah? Tahu nggak sih, sejak kita bersama di bulan April 2008, aku gak bisa jauh-jauh dari kamu. Unyuuuu! Dari mulai naik motornya baru aja bisa, sampe sekarang udah sotoy nyalip-nyalip jalanan Jogja, thanks for accompanying me darling!

Kita berkali-kali jatuh lho, Revo. Yang terparah waktu kita jatuh di Jl. Gajah Mada Jakarta. Maafkan aku telah melukai tubuhmu. Dan maafkan juga penyiksaan di kereta ke Jogja buat pindahan. Tapi yang pasti, I really love you.

Biarpun ayah berkali-kali nawarin ganti motor, no no no. Kita gak bisa dipisahkan kan, Revo. Ih sumpah, gue nggak kebayang hidup gue tanpa lo. Huhuhuhuhu. Terima kasih selalu terparkir rapi di depan kamar. Terima kasih telah setia menemani berbagai perjalanan. Maaf yaaa, aku suka lupa mandiin kamu. Suka lupa bawa ke "dokter" bulanan. Suka beliin "makanan" kamu di pinggir jalan. Maaf juga, dengan bobotku yang makin nambah dan bikin kamu keberatan.

Jangan nakal lagi, Revo. Jangan mogok-mogok, jangan kempes juga, biar kamu nggak dituker sama ayah. Damn, I love my Revo! :D

Minggu, 01 Mei 2011

Gagal dan Gagal (lagi)

Jujur, gue bukan termasuk cewek yang amat sangat peduli sama penampilan. Tapi bukan berarti benar-benar nggak peduli lho yaaa. Bagaimanapun, penampilan adalah sesuatu yang pertama kali dilihat oleh orang yang baru kenal, dan tanpa disadari, itu akan menjadi penilaian awal seseorang yang kemungkinan besar akan mempengaruhi penilaian berikutnya. Harus kita akui, di era yang mulai maju ini, ribuan wanita menjadi "pemuja salon", dimana melakukan treatment di salon is a must! Terkadang, mereka bahkan tidak peduli dengan digit rupiah yang harus dikeluarkan. Mulai dari pulihan ribu, hingga jutaan rupiah.

Perawatan-perawatan utama dari mulai massage, lulur, facial, creambath, hingga perawatan yang kurang penting seperti manicure pedicure pun dilakoni. Entah lantaran "indirect pressure" dari lingkungan, atau mungkin mereka memang benar-benar berniat memperindah diri. Namun toh pada kenyataannya, keindahan penampilan bagi seorang wanita tetap tidak bisa dikesampingkan. Gue pribadi mengakui, tapi jujur, kalau untuk menjadi "pemuja salon" ogah banget deh. Ke salon bagi gue, ya wajarnya 2 minggu sekali ajalah. Selain menghemat pengeluaran sebagai anak kost, uangnya lebih baik dialokasikan buat menambah koleksi novel teenlit gue yang udah mulai ilang entah kemana.

Nah, yang kedua selain salon adalah berat badan! Dwaaaarr! Buat kalian para lelaki, mendingan jangan sekali-kali deh nanyain berat badan ke cewek. Masalahnya, ini sensitive banget bro, terutama buat cewek kayak gue dengan berat badan diatas rata-rata. Hahahaha. Berat badan ideal tentu dibutuhkan semua orang, bukan hanya wanta. Selain alasan penampilan, alasan kesehatan juga menjadi faktor penting. Soalnya, timbunan lemak yang ada di tubuh kita itu berpotensi menimbulkan berbagai macam penyakit.

Maka adalah hal yang wajar jika banyak produk yang menawarkan keidealan bentuk tubuh dengan menggunakan model berbadan papan penggilasan. Yang malesin, waktu ada temen yang badannya selidi ogah diajak makan dengan alasan, "Ah, takut gemuk." Dari mulai berbentuk obat, milk-shake, bahkan ada yang melangsingkan tubuh dalam bentuk teh, slimming tea contohnya. Jujur, seumur-umur gue belom pernah nyoba itu semua. Bentuk badan si model yang emang bikin iri seumur hidup itu terkadang bikin para wanita iri setengah mati. Maka, berbagai macam cara-pun ditempuh. Sampai ada lho, yang jadi penderita bulimia dan anorexia.

Awalnya gue nggak peduli sama berat badan yang semakin membesar sejak tinggal di Jogja, sekitar 9 bulan yang lalu. Tapi lama-lama kok, baju banyak yang gak muat ya? Ini yang bikin nggak enak! Terpaksa, budget bulanan kepotong buat beli baju. Belom lagi harus ngeluarin baju yang udah nggak muat dari lemari.

Trus, sekitar seminggu yang lalu gue ke rumah kakek yang di Ciamis. Dan di hari itu, hampir semua orang mem-protes berat badan gue yang semakin meningkat. Bahkan, ada salah satu uwa (paman dalam bahasa sunda) gue, yang menyindir, "Wah, devita langsing banget." Hwahahahaha. How embarrassed! Trus, bergantianlah cercaan datang dari sepupu-sepupu gue yang sebenernya nggak kalah gemuk juga :D

Nah, dari situ ternyata gue tau kalo ada keturunan diabetes. Dan ternyata, para "calon" penderita penyakit menurun itu tidak boleh terlalu gemuk. Gak jelas juga alasannya. Semenjak pulang dari rumah kekek itulah, gue memutuskan untuk DIET! Ini sebenernya bukan diet yang pertama kali. Sejak beberapa tahun yang lalu, gue berkali-kali mendeklarasikan diri untuk diet. Sayangnya, selalu gagal, dan gagal. Kalaupun berhasil, toh berat badan gue gak cuma berkurang maksimal 3 kg, yang tidak akan terlihat secara kasat mata. Tapi semoga diet kali ini berhasil. AMIN!

Senin, 18 April 2011

Sleepover

Liat-liat foto di facebook, terus nemu foto-foto yang entah beberapa bulan yang lalu, wakti gue, Evint, sama Nisa nginep di rumah Nisa. Nothing special, but we appreciate that moment :D Special thanks buat Nisa yang udah rela rumahnya diacak-acak sama gue & Evint. Tp budaya 'sleepover' ini harus dilestarikan deh kayaknya. Seruuuuuu!!!


Inilah mahakarya-nya. Keliatannya aja kok nggak enak, aslinya enak buangeet!

Dan terakhir, kita nonton FTV yang kebetulan syuting-nya di Jogja sambil menikmati nasi goreng super yummy :D

Sabtu, 16 April 2011

You? Perfect!

Ratusan jam yang lalu, ribuan menit yang lalu, dan ratusan ribu detik yang lalu. Ada tawa jenaka disitu, tawa khas cinta monyet. Terpaut pintu, tak ada yang bisa aku lakukan selain mencuri pandang. Hatiku bukan lagi seperti dulu. Akhirnya hatiku mampu berkata "iya" setelah sekian lama selalu menolak. Bukankah penolakan itu hanya langkah awal dari persetujuan?

Ternyata, ternyata, ternyata. Ternyata tawa itu begitu renyah, bahkan saat aku tak bisa melihat secara jelas. Jas itu nampaknya terlalu anggun bahkan untuk kusapa. Terlalu sempurna untuk kusentuh. Dan lagi-lagi, aku hanya melemah pada keadaan. Seiring detik jam yang terus berlalu, semakin aku menyadari, kamu tak harus dimiliki.

Mulutku semakin terkunci rapat, kakiku semakin bergetar. Saat mereka asyik bergurau denganmu, aku lemah. Melemah, dan semakin melemah. Lantas aku harus apa? Harus bagaimana? Harus seperti apa? Tidak adakah sebuah permulaan hangat? Atau ini, hanya akan menjadi akhir yang sia-sia.

Jantungku bergetar hebat. Disitu, di tempat itu. Di balutan mewah sebuah acara sakral. Di bawah lantunan nada cinta. Di lautan manusia. Persis di depan deretan makanan kelas atas. Di gedung megah, dengan keindahan yang tak lagi bisa di ungkapkan. Alasannya? Kamu!

Saat itu, yang terpikir di benakku adalah "Siapa aku?". Bahkan tidak pernah aku membayangkan pemilik hati itu. Tidak pernah ada di bayanganku, jemari siapa yang akan mengisi sela jarimu. Sanggupkah aku? Sekelibat pertanyaan yang lagi, lagi, dan lagi menyergap. Kamu tau, sejak dulu, pertemuan kita selalu gagal.

Aku selalu menolak saat hati ini merasakan getar yang tak biasa. Getar yang mengguncang, bahkan memalingkan segenap hati. Semudah itukah aku merasakan cinta? Tapi matamu terlalu suci. Terlalu suci untuk dijamah. Entah siapa yang bisa mengerti. Lagi-lagi, aku mau kamu.

Jumat, 15 April 2011

Katanya Katanya Katanya

Jleb di hari UTS terakhir!
Nggerus, sakit hati, teraniyaya.
Demi apapun, UTS semester 2 ini ditutup dengan luka hati.

Jadi ceritanya, menyambut hari terakhir UTS gue bahagiaaaaaa banget! Setidaknya, penyiksaan 8 mata kuliah akan ditutup hari Kamis, 14 April 2011. Mata kuliahnya KOMUNIKASI MASSA. Ujiannya dijanjikan open book. Finally, setelah disiksa di mata kuliah Metode Penelitian Sosial dengan tugas proposal 25 halaman, masih dilanjutkan dengan Teori Komunikasi dengan materi 7 chapter.

Hampir tiap malem begadang, sampai mata panda, akhirnya gue sama temen-temen ngerencanain nonton film-nya Hanung Bramantyo yang judulnya "?" di 21 Amplaz setelah ujian terakhir. Ujian dijadwalin jam 11.45 dan dijanjikan oleh sang dosen open book!

Jalan ke kampus dengan bahagia, udah nenteng binder plus laptop dengan materi lengkap, gue juga udah memastikan wifi di kampus juga berfungsi dengan baik. Masuk kelas, udah ramai. Tapi, tapi, tapi, kok nggak ada yang buka laptop? Kok nggak ada yang buka binder? Kok tasnya dikumpulin di depan? Tiba-tiba temen gue ada yang bilang, "ujiannya close book dev."

DAMN! Hello, gue shock setengah mati. Semalem sama sekali nggak belajar karena dosennya bilang ujiannya open book. Jadi nggak ada yang gue lakuin semalem selain memastikan kalau slide gue lengkap. Alhasil, ujian komunikasi massa hancur lebur. Entah gimana hasilnya.

Kalau sudah begini, salah siapa? Salah dosen yang menjanjikan dan tidak dipenuhi, atau salah mahasiswa yang tidak mempersiapkan kemungkinan terburuk? Silakan Anda yang menilai...

Rabu, 30 Maret 2011

Selamat jalan, Okky :*

  • Sahabat Sejati


    Sahabat sejatiku, hilangkah dari ingatanmu
    Di hari kita saling berbagi
    Dengan kotak sejuta mimpi, aku datang menghampirimu
    Kuperlihat semua hartaku
    Kita s’lalu berpendapat, kita ini yang terhebat
    Kesombongan di masa muda yang indah
    Aku raja kaupun raja
    Aku hitam kaupun hitam
    Arti teman lebih dari sekedar materi


    Reff.
    Pegang pundakku, jangan pernah lepaskan
    Bila ku mulai lelah… lelah dan tak bersinar
    Remas sayapku, jangan pernah lepaskan
    Bila ku ingin terbang… terbang meninggalkanmu
    Ku s’lalu membanggakanmu, kaupun s’lalu menyanjungku
    Aku dan kamu darah abadi
    Demi bermain bersama, kita duakan segalanya
    Merdeka kita, kita merdeka

    Tak pernah kita pikirkan
    Ujung perjalanan ini
    Tak usah kita pikirkan
    Akhir perjalanan ini


http://musiklib.org/Sheila_On_7-Sahabat_Sejati-Lirik_Lagu.htm

  • Sahabat Sejati


    Sahabat sejatiku, hilangkah dari ingatanmu
    Di hari kita saling berbagi
    Dengan kotak sejuta mimpi, aku datang menghampirimu
    Kuperlihat semua hartaku
    Kita s’lalu berpendapat, kita ini yang terhebat
    Kesombongan di masa muda yang indah
    Aku raja kaupun raja
    Aku hitam kaupun hitam
    Arti teman lebih dari sekedar materi


    Reff.
    Pegang pundakku, jangan pernah lepaskan
    Bila ku mulai lelah… lelah dan tak bersinar
    Remas sayapku, jangan pernah lepaskan
    Bila ku ingin terbang… terbang meninggalkanmu
    Ku s’lalu membanggakanmu, kaupun s’lalu menyanjungku
    Aku dan kamu darah abadi
    Demi bermain bersama, kita duakan segalanya
    Merdeka kita, kita merdeka

    Tak pernah kita pikirkan
    Ujung perjalanan ini
    Tak usah kita pikirkan
    Akhir perjalanan ini


http://musiklib.org/Sheila_On_7-Sahabat_Sejati-Lirik_Lagu.htm

"Demi bermain bersama, Kita duakan segalanya..."
Jutaan kenangan itu masih amat sangat lekat di bayanganku. Bukannya aku tidak sadar akan arti perpisahan, tapi nampaknya ini semua terlalu berat dan cepat. Dulu kita bertemu setiap hari, setiap saat. Dulu kita bercerita dengan bebasnya, tertawa dengan lepasnya. Tapi sekarang? Moment itu langka. Aku rindu kalian!

Hari ini, 30 Maret 2011, Okky resmi pergi ke Singapore, melanjutkan pendidikan disana. Sosok kakak paling cantik, orang yang setia mendengarkan keluh kesah, terutama semenjak kepindahanku ke Jogja. How can I live without you, dear?

You know all about me, so do I! Tapi mungkin perpisahan memang selalu tidak akan pernah bisa kita duga. Semua bentuk support yang pernah kamu kasih, itu semua masih lekat di ingatanku. Saat kamu sengaja datang ke stasiun Gambir jam 8 malam hanya untuk mengantarkan cokelat cadburry, it seems so sweet. Terlebih 3 bulan lalu kenangan kita di Jogja, I never forget it.

I always love you. I'm gonna miss you. I'm really need you. I still heart you, three years ago, now, and forever. Tetaplah menjadi sosok dewasa yang cantik, berhati tulus, apa adanya, selalu berpikir panjang menghadapi semua masalah apapun, dan tetap berpegang teguh pada agama dalam keadaan apapun. Aku bangga sama kamu, sayang.

Untuk mencapai apa yang kita impikan, memang selalu dibutuhkan sebuah kata, PENGORBANAN! Mungkin perpisahan kita inilah yang harus dikorbankan demi masa depan cemerlang. Aku tunggu kamu di tanah air, 4 tahun lagi, dengan gelar sarjana. Setelah itu kita bangun semua yang pernah menjadi mimpi ababil kita sebagai siswa SMA dulu.

Hal yang paling menyedihkan, aku tidak bisa mengantarmu ke bandara, sayang. Aku gak bisa melepasmu secara langsung. Mungkin aku gak akan kuat memelukmu, tapi doa untukmu akan ada dalam setiap sujudku. Selamat jalan bidadari cantikku Octavia Tri Handayani. We all love you :* -Devita-Okky-Ina-Rosa-Revika

Selasa, 29 Maret 2011

Ini Hidup, Kawan!

"Saat kamu terjatuh, menyerah, tak mampu berdiri. Apa kau masih sanggup berharap ada tangan yang terulur membangunkanmu? TIDAK! Jangan pernah mengharapkan itu. Kau yang bermimpi, kau yang terjatuh, dan kau yang HARUS bangun sendiri."

Ini hidup, kawan...
Bukan berarti kita tidak menyadari kita adalah makhluk sosial yang tidak membutuhkan orang lain. Tapi inilah kehidupan! Apa di usia dewasa ini kau masih bermimpi ayahmu membangunkanmu bersamaan dengan ayam yang berkokok? Apa kamu masih mengharapkan ibumu akan memandikanmu layaknya 15 tahun yang lalu? Masihkah kamu berani mengharap ada sepiring nasi dan segelas susu tersedia untukmu di pagi hari? Itu tidak akan, teman!

Ini hidup, kawan...
Hadapi kenyataan, tantang dunia, kamu pasti bisa! PASTI! Past, Present, Future. Bukankah hanya tiga zaman itu yang akan kita lalui. Bukankah hanya ada satu dunia yang harus kita tantang. Bukankah hanya tentang perjuangan untuk menggapai segalanya? Kalau mereka bisa, kenapa kita tidak?!

Ini hidup, kawan...
Kamu tidak bisa lagi menggantungkannya pada orang lain. Tugasmu, tanggung jawabmu, setiap derap langkahmu, semuanya ada di pundakmu, bukan pundak orang lain. Ketika satu per satu kamu langgar, ketika satu per satu kamu hancurkan, bukankah kamu juga yang harus menanggung semuanya sendiri? Sendiri, kawan!

Ini hidup, kawan...
Hidup hanya tentang perjuangan. Siapa yang gigih, dia yang survive. Tentang memperjuangkan apa yang sepatutnya diperjuangkan. Hidup bukan pernjualan yang memikirkan untung rugi. Kau memberi 50, setidaknya kau juga harus mendapat 50. Bukan tentang itu kawan. Hidup selalu berbicara tentang keikhlasan dan ketulusan.

Ini hidup, kawan...
Semuanya adalah panggung sandiwara. Ada setting, ada sutradara, dan kita hanya satu bagian kecil dari lakon peran. Tak sulit, kita hanya perlu menjalani apa yang ada, dan mengikuti semua instruksi dari sutradara. Toh sutradara itu baik. Dia membekali kita otak dan hati, dua elemen yang meski tidak pernah bisa dipisahkan, tapi sangat sulit berkolaborasi menentukan.

Ini hidup, kawan...
Kamu hanya perlu percaya, hidup adalah soal menabung. Dan tabungan itu akan kita tuai di suatu masa nanti. Entah kapan..

(bukan) KITA

Bukankah kita dulu pernah menaruh harap?
Bukankah dulu pernah ada cerita tentang semuanya?
Bukankah dulu bauran tangis itu pernah bersatu dengan tawa?
Bukankah senyuman itu tidak terhitung jumlahnya?

Seperti layaknya kehidupan normal, semua membaur. Kita pernah memperkenalkan tangis pada tawa. Kita pernah menjodohkan bahagia dengan derita. Dulu, 6 tahun lalu, saat sudah tidak ada lagi kata Aku, dan Kamu. Yang ada hanya KITA.

Di taman kecil itu, dengan gedung megah berwarna abu-abu, berkali-kali aku bercuri-curi pandang denganmu. Rok biru dan baju kemeja putih hingga detik ini menjadi saksinya. Di deretan meja dan bangku kayu yang sudah tua, aku menyimpan jutaan rasa deg-degan, penasaran yang tak lagi dapat kupendam. Jantungku terasa melompat, panas dingin dengan berbagai kesulitan mengungkapkan semuanya.

Cintakah ini?
Tapi apa arti cinta bagi gadis berusia 12 tahun pada waktu itu? Sepenggal rasa berbeda, rasa tidak biasa kepada lawan jenis, atau hanya rasa sementara yang dipastikan hilang terbawa angin malam. Aku, kamu, sudah tidak bisa dibilang KITA.

Sudah enam tahun kau tidak menyapa mimpiku. Sudah 6 tahun sejak jalan dihadapan kita terbelah dua. Aku ke kanan, kamu ke kiri. Sudah enam tahun aku tidak mendengar tawa khas di gagang telepon. Sudah enam tahun rasa itu dibawa angin entah kemana.

Boy, sudah enam tahun rindu ini terkumpul. Sudah enam tahun sejak semuanya hancur, wajahmu seperti puzzle di otakku. Puzzle yang tidak beraturan, sulit ditebak, dan hampur tidak mungkin lagi dibentuk. Aku tetap aku. Aku saat pertama kali kau genggam tanganku di sepanjang jalan itu. Jalan itu, aku masih ingat!

Hingga terlalu banyak mereka yang datang dan pergi. Aku tak sanggup menolak. Ah, mereka bilang percintaan kita hanya cinta monyet boy! Tapi mengapa aku selalu merindumu? Mengapa kau masih menjadi tolak ukur semuanya? Bukankah sejak 6 tahun lalu engkau memutuskan pergi dan tak kembali? Dan kau benar! Sejak 6 tahun lalu, kau tidak pernah kembali. Tabungan harapku sudah penuh boy! Namamu di buku diary-ku sudah tak terhitung boy! Lantas masih harus adakah ego itu untuk kau tetap pergi?

Minggu, 27 Maret 2011

18

27 Maret 2011. Aku 18 tahun, finally! Usia wajar untuk mahasiswa semester 2. Mungkin ini bisa dibilang ulang tahun ter-menyedihkan sepanjang usia. Jatuh di hari minggu, hari free super selo, tapi sayangnya jauh dari keluarga. Ulang tahun pertama tanpa keluarga satupun. But, I've so many great friends!

Special thanks to my girl INA IDOLA. You're the first! Ternyata lo masih inget ulang tahun gue banch! Dilanjutkan dengan berbagai ucapan di facebook dari semua teman-teman. Terima kasih banyak guys, maaf kalau ada yang gak kebales. Begitu juga dengan mentions-mentions di twitter. Yang paling berkesan, mentions dari KORPS MAHASISWA KOMUNIKASI UGM yg isinya: "Keluarga besar komako mengucapkan selamat ulang tahun @devitanurasri kom'10. Sukses selalu ;)".

Special thanks via message facebook dari Mas Nunung (Guru Besar Fisipol Komunikasi UGM) yang isinya "selamat ulang tahun. best wishes for your future from me". Singkat, tapi mengesankan. Terima kasih juga untuk temen-temen SMA dengan wishes-wishesnya yang heboh. Teman-teman Komunikasi 2010, kakak-kakak senior, dan mahasiswa-mahasiswa fisipol.

Sahabat-sahabat college yang gila abis! Thank you Gilang, Nisa, Evint, Rindy, Tirza, Cendani, Alia, Tantya, Wilda, Nana, Ifada, Amel, dan Yayi. I heart you so! The best ever Lele, Alvin, Krisna, Joko (happy bday too my twins), Dion, Belinda, dll :) Appreciate how much you care. the biggest thanks for Rasyid, yang bela-belain nelfon jam 12 malem lebih sedikit.

My unforgettable besties, Ina, Rosa, Rvika, Rosa. Ah, I remember y'all. So damn I miss you! Inget nggak waktu ulang tahun gue ke-16, kalian ngasih kejutan RBT KANGEN BAND! Sumpah, itu gak akan terlupakan sampai kapanpun! Walaupun ultah kali ini gak bisa bareng kalian, but my heart is yours! :*

For my big family, you damn crazy! Ayah, bunda, mbah putri, dek'al, a ivan, saphira, teh tika, kak novita, a okky, teh irma, kak ista. Thanks for your love and patient. I love you all :)

Dan detik-detik melewati tanggal 27 ditutup dengan telfon indah dari OKKY! "Gue gak mau jadi yang pertama ngucapin, maunya jadi yang terakhir". Aaaaaa, it sounds so sweet! Thanks babe! Welcome 18, good bye 17. Semoga menjadi lebih baik lagi dalam segala hal, amien :*