Selasa, 22 November 2011

Alhamdulillah yah, sesuatu

Hidup itu memang keras. Dan akan semakin bertambah keras kalau kita ngeluh. Hari ini saya nggak kuliah pagi, bukan karena nggak ada kelas, tapi saya kesiangan. Alasan klise banget. Sebenernya tadi udah mandi dari jam setengah 7. Niatnya mau berangkat jam 7, jadi selesai mandi tidur sebentar. Eeh, bangun-bangun malah udah jam setengah 9. Dan saya akhirnya memutuskan untuk nggak kuliah (lagi)

Oiya, pasti semua tau dong kata-kata "Alhamdulillah yah, sesuatu" miliknya Syahrini yang lagi ngetrend banget itu. Dipikir-pikir, kata-kata itu simple tapi maknanya dalem banget. Entah untuk tujuan jadi trend setter atau apa, saya berpikir kalau kita emang harus bersyukur dalam keadaan apapun. Hey, everyone who read this. Believe me, outside some people crazy of you and wanna be like you. 

Mengeluh itu manusia, secara hidup kita banyak banget tantangannya. Tapi setiap keluhan yang keluar dari mulut sebagai bentuk rasa emosi, imbangi dengan ketenangan hati sambil berucap, Alhamdulillah. Nggak susah kok, dan ucapan itu akan semakin membuat hidup kita tenang dan merasa berkecukupan.

Artikel ini sebenarnya terinspirasi dari kejadian minggu lalu. Minggu lalu, saya meneliti tentang anak jalanan. Untuk mendapat informasi lebih mendalam, saya ngobrol sama beberapa anak jalanan di pinggir jalan. Yang saya kagu, cita-cita mereka tinggi lho. Ada yang mau jadi pilot, polisi, bahkan pemain bola. Disinilah saya merasa bersyukur. Sejak kecil, apa yang saya minta selalu dikasih orang tua. Beda sama mereka. Bahkan untuk makanpun mereka harus kerja keras dulu sehabis pulang sekolah. Pendapatannya sehari paling banyak Rp. 15.000. Inilah yang membuat saya merasa bersyukur itu perlu.

Kadang kita ngerasa, kuliah/sekolah itu berat. Tugasnya banyak, pelajarannya ngebosenin. Tapi coba deh liat saudara-saudara kita disana. yang bahkan sekolah aja nggak punya biaya. Mereka terpaksa mengubur mimpi mereka dalam-dalam untuk sekolah. Atau bahkan ada yang sekolah, tapi pulangnya harus cari uang untuk biaya hidup. Sedangkan kita, punya semua fasilitas. Tempat tinggal yang nyaman, gadget mewah, butuh uang berapapun tinggal bilang dan akan di transfer beberapa jam kemudian. Betapa beruntungnya kita.

Kalau kita misalnya lagi nggak punya uang, terus cuma makan seadanya pakai nasi atau telur atau indomie. Nikmati aja. Hidup nggak selalu ada diatas. Banyak orang-orang diluar sana yang kelaparan. Take a look. Mereka saudara-saudara kita bahkan harus bekerja seharian tanpa kepastian akan makan apa di malam harinya. 

Kalau lagi kesel sama orang tua, ya ikhlas aja. Nobody perfect kan? Orang tua gak akan selalu jadi apa yang kita pengen. Tetaplah bersyukur. Lihat yang diluar sana, anak-anak yang di eksploitasi sama orang tuanya. Ngamen dan ngemis sepanjang hari, sementara orang tuanya duduk di pinggir jalan. Sedangkan kita? Dapet pendidikan, perhatian, kasih sayang, kitanya aja yang nggak bersyukur dan akhirnya ngerasa itu semua kurang. 

Ayolah bersyukur teman-teman, apapun yang kita miliki, yakinlah diluar sana ada yang lebih parah dari kita. Allah maha pemberi, bagi hambanya yang selalu bersyukur :) Mari bersyukur dan nikmati hidupmu!

Tidak ada komentar:

Posting Komentar