Sabtu, 15 Maret 2014

Detik

Detik pertama saat aku melihatmu dengannya.
Kakiku lemas, tidak lagi bisa diperintah otak untuk segera melangkah.
Detik kedua saat aku melihatmu dengannya.
Aku masih tidak percaya.
Detik ketiga saat aku melihatmu dengannya.
Aku sadar semua perjuanganku sia-sia.

Detik keempat saat aku melihatmu dengannya.
Aku tidak menyangka, dia yang telah lama kukenal itulah yang membahagiakanmu.
Detik kelima saat aku melihatmu dengannya.
Seketika aku merasa mual dan pusing.
Detik keenam aku melihatmu dengannya.
Akhirnya aku tau mengapa kau berhenti menghubungiku.

Detik ketujuh aku melihatmu dengannya.
Aku tau aku harus mundur dari perjuangan ini.
Detik kedelapan aku melihatmu dengannya.
Ingin rasanya aku mengulang waktu dan memilih untuk tidak mengenalmu.
Detik kesembilan aku melihatmu dengannya.
Alam seakan berbisik, mengatakan kamu memang bukan untukku.

Dan...
Detik kesepuluh aku melihatmu dengannya.
Aku tak tau lagi apa yang kurasa. Aku hanya merasa dadaku sakit dan ada rasa yang membuncah.
Detik itu juga, kuputuskan untuk pergi. Pergi dari lorong itu, dan pergi dari hidupmu.

Maka semenjak detik itu, kamu tidak akan lagi menemukan aku yang selalu punya waktu untukmu. Aku yang selalu mengharap chat darimu. Aku yang selalu ceria saat bertemu denganmu. Aku yang selalu bersedia mendengar keluh kesahmu. Aku yang tanpa ragu berkeluh kesah padamu. Dan aku yang selalu tertawa pada setiap leluconmu.

Karena aku akan berubah. Seperti perubahan yang kau lakukan padaku.

Jumat, 14 Maret 2014

Aku Akan Pergi

Aku akan pergi.
Bukan untuk meninggalkanku tapi demi membuatmu menemukan kebahagiaan lain.
Aku akan pergi.
Bukan karena aku lelah, tapi aku sungguh kecewa.
Aku akan pergi.
Bukan karena aku tak sanggup lagi mendampingimu, tapi karena aku tau hanya dia yang mampu membuatmu terus bersinar.

Aku akan pergi.
Bukan untuk memastikan kamu akan kembali mengejarku.
Bukan untuk memastikan kamu akan kembali menghubungi.
Bukan untuk memastikan suatu saat kita akan kembali dipertemukan Tuhan.
Bukan untuk memastikan kita adalah jodoh, yang pergi sejauh apapun akan kembali dipertemukan di kemudian hari.

Aku akan pergi.
Karena aku tau kamu tak lagi nyaman denganku
Karena aku tau kamu tak lagi bahagia denganku
Karena aku tau kamu akan menjadi lebih baik tanpaku
Karena aku melihat wajahmu yang berbinar saat bersamanya

Aku akan pergi.
Keputusan ini kuambil satu detik setelah aku melihatmu berjalan dengannya.
Aku akan pergi.
Dan kupastikan aku tidak akan kembali.

Kamis, 13 Maret 2014

Kamu Harus Tau, Aku Kecewa.

Tidak ada yang lebih membahagiakan, ketika tabletku berdering kencang.
Tidak ada yang lebih membahagiakan, ketika namamu muncul di telepon genggamku.
Kehadiranmu di tengah sibuknya pekerjaan kantor, sempurna mengobati semuanya.
Pintamu agar aku segera kembali ke kota pelajar, aku turuti secepat mungkin.
Dukunganmu, membuat semangat menyelesaikan tugas akhir semakin membara.

Tidak ada yang lebih membahagiakan, ketika kamu melibatkanku dalam rencana pengabdianmu.
Tidak ada yang lebih membahagiakan, ketika kamu menceritakan semua proses sulitnya tugas akhirmu.
Tidak ada yang lebih membahagiakan, ketika di gedung megah itu kita tidak sengaja bertemu.
Hariku, jauh menjadi lebih berwarna.

Tapi,
Tidak ada yang lebih menyakitkan ketika menerima kenyataan kamu mulai berhenti menghubungiku.
Tidak ada yang lebih menyakitkan ketika aku hanya bisa sibuk melihat history obrolan kita.
Absenmu dalam masa-masa sulit hidupku, seakan membuatku tak lagi bisa melakukan apapun.

Tidak ada yang lebih menyedihkan, ketika aku menyaksikan kekalahanku di sosial media.
Tidak ada yang lebih menyedihkan, ketika aku harus melihat kamu bercengkrama dengannya meski hanya lewat sebuah gambar.
Tidak ada yang lebih menyedihkan, ketika aku melihat tangannya merangkul di bahumu

Ternyata...
Wanita yang memenangkan hatimu adalah teman kita di bangku kuliah.
Ternyata...
Hari ini aku harus menerima kenyataan bahwa apa yang aku perjuangkan, harus berakhir disini.
Dengan sekuat hati, aku akan terus mencoba ikhlas menerima kenyataan ini.

Tapi aku tidak menyesal, telah menghabiskan waktu panjang untuk diskusi kita.
Tapi aku tidak menyesal, menempuh puluhan kilometer untuk memastikan kamu baik-baik saja di lokasi pengabdianmu.
Tapi aku tidak menyesal, menghabiskan waktu mendengarkan keluh kesahmu.

Dan kamu...
Semoga bisa terus bersinar, melangkah, dan berbahagia.
Meski aku tau doamu bukan untukku, tapi jangan khawatir, doaku untukmu takkan pernah berhenti. 
Walaupun waktu telah berhasil menghentikanku dalam perjuangan ini.

Dan tepat hari ini.
Saat yang paling membahagiakan berubah menjadi yang paling menyedihkan...
Kamu harus tau, aku kecewa.

Rabu, 12 Maret 2014

Thank you for give me everything when I give you nothing

Dari dulu bunda selalu bilang, "Kak, jadi orang yang jujur ya. Keberhasilan hanya akan berpihak pada orang jujur. Kamu mungkin gak akan merasakan buah kejujuranmu detik ini juga, tapi kamu pasti memetiknya. Di belahan dunia manapun kamu tinggal, kejujuran akan menjadi mata uang yang tetap berharga.

Dari dulu bunda selalu bilang, "Jangan pernah mengambil apa yang bukan menjadi hak kita. Jangan pernah mencuri, berapapun jumlahnya dan dengan alasan apapun. Kalau kita ingin mendapatkan sesuatu, usaha. Jangan mencuri. Bunda potong tanganmu kalau sampai kamu mencuri."

Dari dulu bunda selalu bilang, "Kalau suatu saat kamu menikah dan kamu dihadapkan pada dua pilihan: Pertama, menikah dengan orang yang mencintaimu tapi tidak kamu cintai, kedua, menikah dengan orang yang kamu cintai tapi tidak mencintaimu, pilihlah ia yang mencintaimu. Sesungguhnya disitulah letak kebahagiaanmu."

Dari dulu bunda selalu bilang, "Bunda percaya, kerja keras dan semua pengalaman hidup akan menempa kamu menjadi orang yang berhasil. Jika berhasil nanti, jangan belikan bunda barang-barang mewah yang tidak bunda perlukan. Ambillah anak-anak yatim untuk tinggal bersama kita. Allah akan mencintai kita, jika kita mencintai anak yatim"

Dari dulu bunda selalu bilang, "Jadilah wanita yang tangguh dan memiliki harga diri. Dengan siapapun kamu nanti akan menikah, bekerjalah. Gunakan ilmu yang sudah kamu dapatkan puluhan tahun untuk hidupmu. Jangan hanya menjadi ibu rumah tangga. Dengan bekerja dan memiliki penghasilan, kamu bisa membantu perekonomian keluarga dan akan dihormati oleh keluarga suamimu. Bekerjalah, dengan begitu kamu tidak akan pernah takut menggugatnya cerai jika ia menyakitimu. Jadilah wanita dan ibu yang kuat untuk anak-anakmu."

Dari dulu bunda selalu bilang, "Berusahalah dalam berbagai hal. Tunjukkan kemampuanmu. Hingga nanti di usia tuamu, kamu hanya tinggal memetik buah yang kamu tanam. Doa bunda selalu untukmu"

Bunda.
Banyak sekali nasehat yang Bunda berikan.
Banyak sekali suka duka dan pahit manisnnya hidup yang kita lalui. 
Percayalah, dengan siapapun kakak hidup nantinya, dia tidak akan pernah menjadi nomer satu di hidup kakak.
Karena selamanya, orang nomer 1 di hidup kakak adalah Bunda. 
Terima kasih telah membuat hampir semua mimpi kami
menjadi kenyataan.
Terima kasih telah tanpa lelah mengirim doa tulus. Setiap malam, setiap saat.
Terima kasih telah mencontohkan bagaimana menjadi wanita seharusnya.
Terima kasih telah bekerja tak kenal lelah, demi seutas senyum kami. 
Terima kasih telah membuat kami merasa menjadi orang paling beruntung di dunia karena memilikimu.

Tanganmu tak sekuat dulu.
Wajahmu tak secerah dulu.
Tapi langkahmu, jauh lebih tegar daripada dulu.
Sehat terus Bundaku sayang, sampai akan tiba waktunya kami yang membahagiakanmu.

Thank you for give me everything when I give you nothing.