Senin, 18 April 2011

Sleepover

Liat-liat foto di facebook, terus nemu foto-foto yang entah beberapa bulan yang lalu, wakti gue, Evint, sama Nisa nginep di rumah Nisa. Nothing special, but we appreciate that moment :D Special thanks buat Nisa yang udah rela rumahnya diacak-acak sama gue & Evint. Tp budaya 'sleepover' ini harus dilestarikan deh kayaknya. Seruuuuuu!!!


Inilah mahakarya-nya. Keliatannya aja kok nggak enak, aslinya enak buangeet!

Dan terakhir, kita nonton FTV yang kebetulan syuting-nya di Jogja sambil menikmati nasi goreng super yummy :D

Sabtu, 16 April 2011

You? Perfect!

Ratusan jam yang lalu, ribuan menit yang lalu, dan ratusan ribu detik yang lalu. Ada tawa jenaka disitu, tawa khas cinta monyet. Terpaut pintu, tak ada yang bisa aku lakukan selain mencuri pandang. Hatiku bukan lagi seperti dulu. Akhirnya hatiku mampu berkata "iya" setelah sekian lama selalu menolak. Bukankah penolakan itu hanya langkah awal dari persetujuan?

Ternyata, ternyata, ternyata. Ternyata tawa itu begitu renyah, bahkan saat aku tak bisa melihat secara jelas. Jas itu nampaknya terlalu anggun bahkan untuk kusapa. Terlalu sempurna untuk kusentuh. Dan lagi-lagi, aku hanya melemah pada keadaan. Seiring detik jam yang terus berlalu, semakin aku menyadari, kamu tak harus dimiliki.

Mulutku semakin terkunci rapat, kakiku semakin bergetar. Saat mereka asyik bergurau denganmu, aku lemah. Melemah, dan semakin melemah. Lantas aku harus apa? Harus bagaimana? Harus seperti apa? Tidak adakah sebuah permulaan hangat? Atau ini, hanya akan menjadi akhir yang sia-sia.

Jantungku bergetar hebat. Disitu, di tempat itu. Di balutan mewah sebuah acara sakral. Di bawah lantunan nada cinta. Di lautan manusia. Persis di depan deretan makanan kelas atas. Di gedung megah, dengan keindahan yang tak lagi bisa di ungkapkan. Alasannya? Kamu!

Saat itu, yang terpikir di benakku adalah "Siapa aku?". Bahkan tidak pernah aku membayangkan pemilik hati itu. Tidak pernah ada di bayanganku, jemari siapa yang akan mengisi sela jarimu. Sanggupkah aku? Sekelibat pertanyaan yang lagi, lagi, dan lagi menyergap. Kamu tau, sejak dulu, pertemuan kita selalu gagal.

Aku selalu menolak saat hati ini merasakan getar yang tak biasa. Getar yang mengguncang, bahkan memalingkan segenap hati. Semudah itukah aku merasakan cinta? Tapi matamu terlalu suci. Terlalu suci untuk dijamah. Entah siapa yang bisa mengerti. Lagi-lagi, aku mau kamu.

Jumat, 15 April 2011

Katanya Katanya Katanya

Jleb di hari UTS terakhir!
Nggerus, sakit hati, teraniyaya.
Demi apapun, UTS semester 2 ini ditutup dengan luka hati.

Jadi ceritanya, menyambut hari terakhir UTS gue bahagiaaaaaa banget! Setidaknya, penyiksaan 8 mata kuliah akan ditutup hari Kamis, 14 April 2011. Mata kuliahnya KOMUNIKASI MASSA. Ujiannya dijanjikan open book. Finally, setelah disiksa di mata kuliah Metode Penelitian Sosial dengan tugas proposal 25 halaman, masih dilanjutkan dengan Teori Komunikasi dengan materi 7 chapter.

Hampir tiap malem begadang, sampai mata panda, akhirnya gue sama temen-temen ngerencanain nonton film-nya Hanung Bramantyo yang judulnya "?" di 21 Amplaz setelah ujian terakhir. Ujian dijadwalin jam 11.45 dan dijanjikan oleh sang dosen open book!

Jalan ke kampus dengan bahagia, udah nenteng binder plus laptop dengan materi lengkap, gue juga udah memastikan wifi di kampus juga berfungsi dengan baik. Masuk kelas, udah ramai. Tapi, tapi, tapi, kok nggak ada yang buka laptop? Kok nggak ada yang buka binder? Kok tasnya dikumpulin di depan? Tiba-tiba temen gue ada yang bilang, "ujiannya close book dev."

DAMN! Hello, gue shock setengah mati. Semalem sama sekali nggak belajar karena dosennya bilang ujiannya open book. Jadi nggak ada yang gue lakuin semalem selain memastikan kalau slide gue lengkap. Alhasil, ujian komunikasi massa hancur lebur. Entah gimana hasilnya.

Kalau sudah begini, salah siapa? Salah dosen yang menjanjikan dan tidak dipenuhi, atau salah mahasiswa yang tidak mempersiapkan kemungkinan terburuk? Silakan Anda yang menilai...