Selasa, 22 November 2011

Hujan

Selalu ada yang berbeda dari hujan. Sejuk. Dingin. Membuat saya makin cinta pada kota Jogja. Bau tanah yang dihasilkan sangat khas. Tidak pernah berbeda dari saya kecil. Saya bukan pecinta hujan, tapi saya suka melihat hujan. 10 tahun yang lalu, jika hujan turun, saya pasti menyaksikan lewat jendela. Atau sesekali dengan nakal mencoba keluar rumah, menikmati hujan, dan kembali dengan tubuh basah kuyup.

Itu 10 tahun yang lalu, ribuan hari yang lalu, jutaan jam yang lalu, ratusan juta detik yang lalu. Kini saya ada di tempat berbeda, dengan pemandangan berbeda, dengan figuran berbeda, dengan orang berbeda, dengan cinta berbeda, dengan fisik berbeda, dengan rasa yang beda, dan dengan cinta yang beda. Tapi hujan masih sama. Hujan masih seperti yang dulu. Baunya masih khas. Bunyinya masih khas. Meski kini, saya tak lagi bisa melihatnya dari jendela.

Hujan, meski orang-orang yang kusayangi tak lagi seperti dulu. Kamu tetap seperti yang dulu. Teruslah hujan, teruslah menjadi seperti yang dulu. Teruslah menebarkan bau yang khas. Teruslah membunyikan nyanyian dengan nada yang tidak pernah berubah :)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar