Rabu, 30 Maret 2011

Selamat jalan, Okky :*

  • Sahabat Sejati


    Sahabat sejatiku, hilangkah dari ingatanmu
    Di hari kita saling berbagi
    Dengan kotak sejuta mimpi, aku datang menghampirimu
    Kuperlihat semua hartaku
    Kita s’lalu berpendapat, kita ini yang terhebat
    Kesombongan di masa muda yang indah
    Aku raja kaupun raja
    Aku hitam kaupun hitam
    Arti teman lebih dari sekedar materi


    Reff.
    Pegang pundakku, jangan pernah lepaskan
    Bila ku mulai lelah… lelah dan tak bersinar
    Remas sayapku, jangan pernah lepaskan
    Bila ku ingin terbang… terbang meninggalkanmu
    Ku s’lalu membanggakanmu, kaupun s’lalu menyanjungku
    Aku dan kamu darah abadi
    Demi bermain bersama, kita duakan segalanya
    Merdeka kita, kita merdeka

    Tak pernah kita pikirkan
    Ujung perjalanan ini
    Tak usah kita pikirkan
    Akhir perjalanan ini


http://musiklib.org/Sheila_On_7-Sahabat_Sejati-Lirik_Lagu.htm

  • Sahabat Sejati


    Sahabat sejatiku, hilangkah dari ingatanmu
    Di hari kita saling berbagi
    Dengan kotak sejuta mimpi, aku datang menghampirimu
    Kuperlihat semua hartaku
    Kita s’lalu berpendapat, kita ini yang terhebat
    Kesombongan di masa muda yang indah
    Aku raja kaupun raja
    Aku hitam kaupun hitam
    Arti teman lebih dari sekedar materi


    Reff.
    Pegang pundakku, jangan pernah lepaskan
    Bila ku mulai lelah… lelah dan tak bersinar
    Remas sayapku, jangan pernah lepaskan
    Bila ku ingin terbang… terbang meninggalkanmu
    Ku s’lalu membanggakanmu, kaupun s’lalu menyanjungku
    Aku dan kamu darah abadi
    Demi bermain bersama, kita duakan segalanya
    Merdeka kita, kita merdeka

    Tak pernah kita pikirkan
    Ujung perjalanan ini
    Tak usah kita pikirkan
    Akhir perjalanan ini


http://musiklib.org/Sheila_On_7-Sahabat_Sejati-Lirik_Lagu.htm

"Demi bermain bersama, Kita duakan segalanya..."
Jutaan kenangan itu masih amat sangat lekat di bayanganku. Bukannya aku tidak sadar akan arti perpisahan, tapi nampaknya ini semua terlalu berat dan cepat. Dulu kita bertemu setiap hari, setiap saat. Dulu kita bercerita dengan bebasnya, tertawa dengan lepasnya. Tapi sekarang? Moment itu langka. Aku rindu kalian!

Hari ini, 30 Maret 2011, Okky resmi pergi ke Singapore, melanjutkan pendidikan disana. Sosok kakak paling cantik, orang yang setia mendengarkan keluh kesah, terutama semenjak kepindahanku ke Jogja. How can I live without you, dear?

You know all about me, so do I! Tapi mungkin perpisahan memang selalu tidak akan pernah bisa kita duga. Semua bentuk support yang pernah kamu kasih, itu semua masih lekat di ingatanku. Saat kamu sengaja datang ke stasiun Gambir jam 8 malam hanya untuk mengantarkan cokelat cadburry, it seems so sweet. Terlebih 3 bulan lalu kenangan kita di Jogja, I never forget it.

I always love you. I'm gonna miss you. I'm really need you. I still heart you, three years ago, now, and forever. Tetaplah menjadi sosok dewasa yang cantik, berhati tulus, apa adanya, selalu berpikir panjang menghadapi semua masalah apapun, dan tetap berpegang teguh pada agama dalam keadaan apapun. Aku bangga sama kamu, sayang.

Untuk mencapai apa yang kita impikan, memang selalu dibutuhkan sebuah kata, PENGORBANAN! Mungkin perpisahan kita inilah yang harus dikorbankan demi masa depan cemerlang. Aku tunggu kamu di tanah air, 4 tahun lagi, dengan gelar sarjana. Setelah itu kita bangun semua yang pernah menjadi mimpi ababil kita sebagai siswa SMA dulu.

Hal yang paling menyedihkan, aku tidak bisa mengantarmu ke bandara, sayang. Aku gak bisa melepasmu secara langsung. Mungkin aku gak akan kuat memelukmu, tapi doa untukmu akan ada dalam setiap sujudku. Selamat jalan bidadari cantikku Octavia Tri Handayani. We all love you :* -Devita-Okky-Ina-Rosa-Revika

Selasa, 29 Maret 2011

Ini Hidup, Kawan!

"Saat kamu terjatuh, menyerah, tak mampu berdiri. Apa kau masih sanggup berharap ada tangan yang terulur membangunkanmu? TIDAK! Jangan pernah mengharapkan itu. Kau yang bermimpi, kau yang terjatuh, dan kau yang HARUS bangun sendiri."

Ini hidup, kawan...
Bukan berarti kita tidak menyadari kita adalah makhluk sosial yang tidak membutuhkan orang lain. Tapi inilah kehidupan! Apa di usia dewasa ini kau masih bermimpi ayahmu membangunkanmu bersamaan dengan ayam yang berkokok? Apa kamu masih mengharapkan ibumu akan memandikanmu layaknya 15 tahun yang lalu? Masihkah kamu berani mengharap ada sepiring nasi dan segelas susu tersedia untukmu di pagi hari? Itu tidak akan, teman!

Ini hidup, kawan...
Hadapi kenyataan, tantang dunia, kamu pasti bisa! PASTI! Past, Present, Future. Bukankah hanya tiga zaman itu yang akan kita lalui. Bukankah hanya ada satu dunia yang harus kita tantang. Bukankah hanya tentang perjuangan untuk menggapai segalanya? Kalau mereka bisa, kenapa kita tidak?!

Ini hidup, kawan...
Kamu tidak bisa lagi menggantungkannya pada orang lain. Tugasmu, tanggung jawabmu, setiap derap langkahmu, semuanya ada di pundakmu, bukan pundak orang lain. Ketika satu per satu kamu langgar, ketika satu per satu kamu hancurkan, bukankah kamu juga yang harus menanggung semuanya sendiri? Sendiri, kawan!

Ini hidup, kawan...
Hidup hanya tentang perjuangan. Siapa yang gigih, dia yang survive. Tentang memperjuangkan apa yang sepatutnya diperjuangkan. Hidup bukan pernjualan yang memikirkan untung rugi. Kau memberi 50, setidaknya kau juga harus mendapat 50. Bukan tentang itu kawan. Hidup selalu berbicara tentang keikhlasan dan ketulusan.

Ini hidup, kawan...
Semuanya adalah panggung sandiwara. Ada setting, ada sutradara, dan kita hanya satu bagian kecil dari lakon peran. Tak sulit, kita hanya perlu menjalani apa yang ada, dan mengikuti semua instruksi dari sutradara. Toh sutradara itu baik. Dia membekali kita otak dan hati, dua elemen yang meski tidak pernah bisa dipisahkan, tapi sangat sulit berkolaborasi menentukan.

Ini hidup, kawan...
Kamu hanya perlu percaya, hidup adalah soal menabung. Dan tabungan itu akan kita tuai di suatu masa nanti. Entah kapan..

(bukan) KITA

Bukankah kita dulu pernah menaruh harap?
Bukankah dulu pernah ada cerita tentang semuanya?
Bukankah dulu bauran tangis itu pernah bersatu dengan tawa?
Bukankah senyuman itu tidak terhitung jumlahnya?

Seperti layaknya kehidupan normal, semua membaur. Kita pernah memperkenalkan tangis pada tawa. Kita pernah menjodohkan bahagia dengan derita. Dulu, 6 tahun lalu, saat sudah tidak ada lagi kata Aku, dan Kamu. Yang ada hanya KITA.

Di taman kecil itu, dengan gedung megah berwarna abu-abu, berkali-kali aku bercuri-curi pandang denganmu. Rok biru dan baju kemeja putih hingga detik ini menjadi saksinya. Di deretan meja dan bangku kayu yang sudah tua, aku menyimpan jutaan rasa deg-degan, penasaran yang tak lagi dapat kupendam. Jantungku terasa melompat, panas dingin dengan berbagai kesulitan mengungkapkan semuanya.

Cintakah ini?
Tapi apa arti cinta bagi gadis berusia 12 tahun pada waktu itu? Sepenggal rasa berbeda, rasa tidak biasa kepada lawan jenis, atau hanya rasa sementara yang dipastikan hilang terbawa angin malam. Aku, kamu, sudah tidak bisa dibilang KITA.

Sudah enam tahun kau tidak menyapa mimpiku. Sudah 6 tahun sejak jalan dihadapan kita terbelah dua. Aku ke kanan, kamu ke kiri. Sudah enam tahun aku tidak mendengar tawa khas di gagang telepon. Sudah enam tahun rasa itu dibawa angin entah kemana.

Boy, sudah enam tahun rindu ini terkumpul. Sudah enam tahun sejak semuanya hancur, wajahmu seperti puzzle di otakku. Puzzle yang tidak beraturan, sulit ditebak, dan hampur tidak mungkin lagi dibentuk. Aku tetap aku. Aku saat pertama kali kau genggam tanganku di sepanjang jalan itu. Jalan itu, aku masih ingat!

Hingga terlalu banyak mereka yang datang dan pergi. Aku tak sanggup menolak. Ah, mereka bilang percintaan kita hanya cinta monyet boy! Tapi mengapa aku selalu merindumu? Mengapa kau masih menjadi tolak ukur semuanya? Bukankah sejak 6 tahun lalu engkau memutuskan pergi dan tak kembali? Dan kau benar! Sejak 6 tahun lalu, kau tidak pernah kembali. Tabungan harapku sudah penuh boy! Namamu di buku diary-ku sudah tak terhitung boy! Lantas masih harus adakah ego itu untuk kau tetap pergi?

Minggu, 27 Maret 2011

18

27 Maret 2011. Aku 18 tahun, finally! Usia wajar untuk mahasiswa semester 2. Mungkin ini bisa dibilang ulang tahun ter-menyedihkan sepanjang usia. Jatuh di hari minggu, hari free super selo, tapi sayangnya jauh dari keluarga. Ulang tahun pertama tanpa keluarga satupun. But, I've so many great friends!

Special thanks to my girl INA IDOLA. You're the first! Ternyata lo masih inget ulang tahun gue banch! Dilanjutkan dengan berbagai ucapan di facebook dari semua teman-teman. Terima kasih banyak guys, maaf kalau ada yang gak kebales. Begitu juga dengan mentions-mentions di twitter. Yang paling berkesan, mentions dari KORPS MAHASISWA KOMUNIKASI UGM yg isinya: "Keluarga besar komako mengucapkan selamat ulang tahun @devitanurasri kom'10. Sukses selalu ;)".

Special thanks via message facebook dari Mas Nunung (Guru Besar Fisipol Komunikasi UGM) yang isinya "selamat ulang tahun. best wishes for your future from me". Singkat, tapi mengesankan. Terima kasih juga untuk temen-temen SMA dengan wishes-wishesnya yang heboh. Teman-teman Komunikasi 2010, kakak-kakak senior, dan mahasiswa-mahasiswa fisipol.

Sahabat-sahabat college yang gila abis! Thank you Gilang, Nisa, Evint, Rindy, Tirza, Cendani, Alia, Tantya, Wilda, Nana, Ifada, Amel, dan Yayi. I heart you so! The best ever Lele, Alvin, Krisna, Joko (happy bday too my twins), Dion, Belinda, dll :) Appreciate how much you care. the biggest thanks for Rasyid, yang bela-belain nelfon jam 12 malem lebih sedikit.

My unforgettable besties, Ina, Rosa, Rvika, Rosa. Ah, I remember y'all. So damn I miss you! Inget nggak waktu ulang tahun gue ke-16, kalian ngasih kejutan RBT KANGEN BAND! Sumpah, itu gak akan terlupakan sampai kapanpun! Walaupun ultah kali ini gak bisa bareng kalian, but my heart is yours! :*

For my big family, you damn crazy! Ayah, bunda, mbah putri, dek'al, a ivan, saphira, teh tika, kak novita, a okky, teh irma, kak ista. Thanks for your love and patient. I love you all :)

Dan detik-detik melewati tanggal 27 ditutup dengan telfon indah dari OKKY! "Gue gak mau jadi yang pertama ngucapin, maunya jadi yang terakhir". Aaaaaa, it sounds so sweet! Thanks babe! Welcome 18, good bye 17. Semoga menjadi lebih baik lagi dalam segala hal, amien :*